Friday 22 March 2013

Asik asik aja ma orang macem apapun. 

Tapi kadang waktu gaul dengan orang tertentu, omongan kita nyinggung dia, trus dia sakit hati ato marah. Kayaknya, yang lebih pas, kunci bergaul dengan banyak orang itu, kita jangan banyak omong.
Omongan cuma yang perlu-perlu aja
Terjadinya kesinggung tu biasanya dari candaan-candaan dan ucapan-ucapan kurang berguna.
Emang bener nasihat ulaman jaman dulu, katanya diam itu emas. Emang orang yang banyak diam itu bisa jadi emas. Ya Cuma diamnya bukan diam cuek, tapi diam aktif, yaitu aktif mendengarkan dan berusaha mengerti orang lain. Dengan mengerti orang lain, seseorang akan lebih mudah dimengerti oleh orang lain.
Kalo aku coba sosialiasi jika belanja ke suatu tempat. Ke penjual alat tulis misalnya, kemarin aku menjalin keakraban dengan seorang bapak. Aku membawa beberapa butir duku, lalu kuberikan kepadanya!
Trus ada anak kecil, SD yang entah mau beli apa. saya ajak dia ngobrol menanyakan ini itu kepadanya, dan dia mau menjawabnya.
Aku cuek dan gak mau peduli apa kata orang dengan tingkahku.
Aku hanya mau asik-asikan dalam bergaul
Menurutku, semua orang itu menyenangkan
Jika aku menjalin keakraban dengan semua orang, rasanya hidupku akan lebih sehat!

Thursday 21 March 2013

Akrab Dengan Semua Orang

Bertualanglah di Dunia
Bergaul dengan semua orang, akrab dengan semua orang, dan tidak usah pilih-pilih, dan hangatkan hidupmu dengan pergaulan yang luas!
Setiap perbuatan baikmu kepada orang, bukan mereka yang akan membalasnya. Tetapi Alloh, jadi jangan risau jika ingin berbuat baik! Lakukan saja, setiap kebaikan akan berbalas kebaikan!

Thursday 14 March 2013

RISAU MENGHADAPI DUNIA MERUPAKAN KEGELAPAN DI DALAM HATI



Nabi bersabda: “Barangsiapa niatnya akhirat maka Alloh akan menyatukan urusannya, dan akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya, dan dunia datang kepadanya dengan menghinakan diri, dan barangsiapa niatnya dunia, maka Alloh akan mencerai-beraikan hatinya, dan Alloh jadikan kefakiran membayang di depan matanya, dan dunia tidak datang kepadanya melainkan sebatas apa yang sudah ditetapkan untuknya.” (Al-Hadits).
Utsman bin Affan RA berkata: ”Risau menghadapi dunia merupakan kegelapan di dalam hati, sedangkan kepayahan menghadapi akhirat menjadikan sinar penerang hati.”
Yahya bin Muadz berkata: ”Seorang yang mulia tidak akan melanggar tuntunan Alloh, sedangkan seorang yang bijaksana tidak mengutamakan kehidupan dunia dengan mengesampingkan akhirat.”
Al-A’masy berkata: ”Barangsiapa hidupnya bermodalkan taqwa, maka lidahnya tidak sanggup menghitung besarnya keuntungan agama, dan barang siapa yang hidupnya bermodalkan dunia semata, maka lidahnya tidak akan sanggup menghitung besarnya kerugian agamanya.”
Nabi Saw bersabda: ”Pangkal segala kesalahan adalah terlalu mencintai dunia, sedangkan pangkal segala fitnah adalah keengganan membayar yang sepersepuluh dan zakat.”
Seorang penya’ir berkata:
Wahai orang yang sibuk dengan dunianya
Sungguh ia sudah tertipu oleh angan-angan yang panjang
Apakah ia tenggelam dalam kelalaian
Padahal ajal semakin dekat
Mati itu akan datang tiba-tiba
Sedangkan kubur itu merupakan kotak amal
Bersabarlah atas segala derita dunia
Sebab mati akan datang tepat pada waktunya

Diriwayatkan dari Nabi, beliau bersabda: ”Barangsiapa di pagi harinya terus mengeluh tentang kesulitan hidupnya, maka seakan-akan ia mengeluh kepada Tuhannya, barangsiapa yang pagiharinya sudah merasa sedih terhadap urusan dunia yang sudah menimpanya berarti sejak pagi ia sudah membenci Alloh, tidak sabar dengan takdir Alloh. Barangsiapa tunduk dan hormat kepada orang kaya disebabkan kekayaannya maka hilanglah dua pertiga agamanya.”
Utsman bin Affan ra berkata:”Barangsiapa menghindarkan diri dari dunia, maka Alloh akan mencintainya. Barang siapa selalu menjauhi perbuatan dosa, pasti ia akan dicintai malaikat. Barangsiapa tidak mempunyai keinginan mengambil untung dari umat Islam, maka ia akan dicintai orang-orang Islam.”
Ali bin Abi Thalib berkata:”Sesungguhnya di antara kenikmatan yang ada di dunia ini, maka cukup bagimu Islam sebagai suatu kenikmatan. Sesungguhnya diantara kesibukan-kesibukan yang ada, maka cukup bagimu kesibukan untuk berbuat taat. Sesungguhnya diantara kperingatan, maka cukup bagimu mati sebagai peringatan.”
Abdulloh bin Mas’ud berkata: Banyak orang terkecoh dengan kenikmatan yang diberikan kepadanya. Banyak pula orang yang terjebak oleh sanjungan dan pujaan yang ditujukan kepadanya. Banyak pula orang yang tertipu karena tutupan atas aibnya.”
Malaikat Jibril berkata:”Hai Muhammad, hiduplah sekehendakmu, tetapi sadarlah bahwa engkau akan mati. Cintailah siapa yang engkau cintai, tetapi ingatlah, engkau akan berpisah dengannya. Berbuatlah sekehendakmu, tetapi sadarlah engkau akan dibalas.”
Nabi Ibarahim Alaihissalam pernah ditanya, apakah yang menyebabkan engkau dijadikan kekasih oleh Alloh? beliau menjawab:” Karena tiga hal, yaitu: Aku labih mementingkan urusan Alloh dari pada yang lain. Aku tidak merasa risau kepada jaminan Alloh kepadaku, dan aku tidak pernah makan malam dan makan pagi kecuali bersama tamu.”
Diriwayatkan bahwa ada seorang lelaki Bani Israil mengumpulkan delapan puluh peti berisi buku-buku keagamaan, namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Maka Alloh mewahyukan kepada Nabi mereka ketika itu, supaya berkata kepada pengumpul ilmu itu sebagai berikut: ”Andaikan engkau mengumpulkan ilmu tersebut lebih banyak lagi, tentu tidak akan bermanfaat bagimu, kecuali jika engkau bisa melakukan tiga hal:” Janganlah engkau mencintai dunia, karena dunia bukan tempat kesenangan orang mukmin. Janganlah engkau bergaul dengan syetan karena syetan bukanlah temannya orang mukmin. Janganlah engkau menyakiti seseorang, karena itu bukan perbuatan orang mukmin.
Yahya bin Mu’adz Arrazi berkata: ”Berbahagialah orang yang meninggalkan dunia(menginfakkan hartanya) sebelum dunia meninggalkannya; membangun kuburnya (memperbanyak amal) sebelum memasukinya. Ridha kepada Rabb-nya (melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya) sebelum bertemu dengan-Nya.”
Orang-orang dahulu sebelum kita saling berpesan dalam tiga hal:”Barangsiapa yang beramal semata-mata untuk bekal di akhirat, maka Alloh akan mencukupkan urusan agama dan dunianya. Barangsiapa yang niat hati nuraninya baik, maka Alloh akan membuat baik lahiriahnya. Barangsiapa memperbaiki hubungan dirinya dengan Alloh, maka Alloh akan memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia.”
Nabi Saw bersabda: “Barangsiapa keluar dari hinanya kemaksiatan kepada mulianya ketaatan, maka Alloh akan menjadikan dia kaya bukan karena harta, memperkuatnya bukan karena tentara, dan memuliakannya tanpa butuh dukungan anak buah.”
Shaleh Al-Marqadi pernah lewat pada perkampungan sambil berkata:”Di mana keluargamu yang dahulu? Di mana penduduk-pendudukmu yang sudah lalu? Tiba-tiba terdengar suara di balik tabir yang menjawabnya:”Bekas-bekas mereka sudah sirna, tubuh-tubuh mereka sudah punah tertimbun tanah, yang tinggal adalah karya mereka tergantung di atas leher-leher mereka.”
Sebagian ahli hikmah sudah memilih empat butir hikmah dari empat kitab suci: dari kitab Taurot, barangsiapa puas dengan pemberian Alloh, maka dia akan merasa tenang dan hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Dari kitab injil: Barangsiapa bisa mengendalikan syahwatnya, maka ia akan mulia di dunia dan di akhirat. Dari Kitab jabur: barangsiapa berdikari terlepas dari orang lain, tentu ia akan selamat di dunia dan di akhirat. Dari Kitab Al-Qur'an: barangsiapa bisa menjaga lisannya, selamatlah ia di dunia dan di akhirat.”
Abdulloh bin Mubarok berkata:”Sesungguhnya seorang ahli hikmah sudah menghimpun banyak hadis dan memilih di antaranya empat puluh ribu hadits, kemudian dipilih lagi hingga menjadi empat ribu hadits, kemudian dipilih lagi hingga menjadi empat ratus hadits, kemudian disaring lagi menjadi empat puluh hadits, akhirnya disaring lagi menjadi empat perkataan yang bunyinya:”Pertama, janganlah engkau terlalu mempercayai wanita dalam semua hal. Kedua, janganlah engkau tertipu dengan harta benda dalam semua keadaan. Ketiga, jangan membebani perut besarmu dengan apa yang tidak mampu diterimanya. Keempat, janganlah engkau mengumpulkan ilmu yang tidak ada manfaatnya.”
Hamid Al-Lafaf berkata:”Aku pernah mencari empat hal dengan empat hal, ternyata jalan itu salah, dan aku malah menemukannya dalam empat hal:”Aku mencari kekayaan dengan mengumpulkan harta benda, tetapi aku tidak menemukannya. Ternyata kekayaan tersebut kutemukan dalam sifat konaah (menerima apa adanya). Aku mendambakan hidup yang tenteram pada harta benda yang melimpah ruah, tetapi ternyata kutemukan ketenteraman itu pada sedikitnya harta benda. Aku mencari kelezatan dengan mengejar kenikmatan, ternyata kelezatan itu kutemukan pada badan yang sehat. Aku mencari rezeki di bumi, tetapi kutemukan rezeki itu di langit.”

JANGAN SAYANGI HARTAMU, JANGAN CINTAI DUNIA



Kita adalah manusia-manusia akhirat. Hidup melata di muka bumi ini bukan untuk mencari harta kekayaan dunia, melainkan untuk mencari kebahagiaan di akhirat. Dan yang akan menjadikan kita bahagia di akhirat hanyalah ridho Alloh. Maka ridho Alloh saja yang utama. Para ahli sufi mengatakan, dimasukkan ke neraka sekalipun, jika sambil mendapatkan ridho Alloh, maka api neraka tidak akan menjadi masalah.
Dunia Alloh berikan kepada kita bukan untuk dicintai, dipeluk disayang-sayang, namun untuk dibelanjakan di jalan Alloh—digunakan semaksimal mungkin untuk ibadah, untuk mencari keridhaan Alloh. Orang-orang yang mencintai dunia dan menjadikan dunia tujuan pencariannya adalah orang-orang yang tertipu. Kebodohan telah membutakan mata lahir dan mata hatinya. Dia tidak mau mempelajari kehidupan, seringkali orang begitu menyeyangi hartanya dan kehidupannya sangat melarat, namun seringkali orang tidak sayang dengan hartanya, banyak memberi dan bersedekah, namun kekayaan seakan terus membanjir kepadanya, seperti tidak pernah ada habisnya. Dia tidak mengerti, bahwa semua kekayaan dunia di langit dan di bumi milik Alloh, dan Sang Pemilik memerintahkan manusia harus menginfakkanya.
Tujuan dia hanyalah dunia. Padahal akhiratlah tempat pulang dia sesungguhnya.
Dia tertipu oleh dunia.
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Hud: 15-16)
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" Anda merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah Anda puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.” (Attubah: 38)
“Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(Annisa: 134)
“Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (Arra’du 26)
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (Asy-Syuuro: 20)
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah Anda memahaminya?” (Al-An’am: 32)
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara Anda serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan Anda lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadiid: 20)
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Kahfi: 45)
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika Anda beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala keppadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (Muhammad: 36)
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.” (Muhammad: 12)
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).” (Al-Hijr: 3)
“...dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Az-Zukhruf: 35)
“Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal.” (Asy-Syuroo: 36)
“(yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.” (Ibrahim: 3)
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (Al-Mukmin: 39)
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan Anda tentang Allah.” (Faathir: 5)
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika Anda sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan Anda dengan cara yang baik.” (Al-Ahzab: 28)
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan Anda dalam (mentaati) Allah.” (Luqman: 33)
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (Arruum: 7)
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Al-Ankabuut: 64)
“Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar".” (Al-Qoshosh: 79-80)
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika Anda menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika Anda membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (Al-A’rof: 175-176)

KESEHARIAN AHLI IBADAH YANG SANGAT INDAH



Ini sebuah keanehan, namun inilah yang terjadi. Saya pernah berkenalan dengan seorang, badan tinggi besar, wajah putih bersih, tampak gagah dan sehat. Kesehariannya santai sekali, hanya berkunjung ke sana ke mari, sillaturrahmi, berbagi nasihat kepada orang lain, dan sungguh tak terkira, ternyata istrinya dua, kendarannya layak, anak-anaknya sehat, dan uangnya cukup. Waktu itu saya sedang berjualan buku, dan dia membeli dua buah buku sekaligus. Dia tidak banyak pusing mengurus perusahaannya, sebaliknya dia santai. Dia biarkan perusahaannya diurus orang lain. Sementara dia sendiri, hanya menerima dan menerima uang saja, dia menasihati saya supaya banyak melakukan shalat malam.
Saya kira ini sebuah kehidupan aneh, yang tak mungkin dijalani kecuali oleh orang sakti. Namun orang ini, sama sekali bukan orang sakti, bukan pula seorang yang punya keistimewaan, selain bahwa orang ini hanya mengabdikan hidupnya hanya kepada Alloh, bagus ibadahnya, lurus bicaranya, baik kepada anak istrinya, dan ya itu tadi, dia senang menjalin sillaturrahmi. Dia mengabdikan hidupnya hanya kepada Alloh, maka dunia Alloh jadikan mengabdi kepadanya.
Seorang motivator mengatakan, jika seseorang senantiasa memelihara dirinya dari dosa, maka Alloh akan mengambil alih seluruh kehidupannya, dan keajaiban-keajaiban akan datang kepadanya. Itu karena sesungguhnya tujuan awal manusia diciptakan adalah untuk dimuliakan dan dimanjakan. Setelah Nabi Adam diciptakan, Alloh langsung memulikannya dengan menyuruh para malaikat sujud kepadanya. Kemudian Nabi Adam Alloh masukkan ke dalam surga yang di dalamnya dia bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan. Namun kemudian Nabi Adam berbuat dosa, maka dia diturunkan ke bumi dan mendapatkan kehidupan yang tidak lagi dimuliakan dan dimanjakan. Demikianlah yang terjadi pada kebanyakan manusia, semakin dia banyak berbuat dosa, semakin banyak kesusahan hidupnya, tetapi semakin seseorang berusaha memelihara diri dari dosa, semakin dia berusaha mengisi kehidupannya dengan ibadah dan ibadah, dan menjadikan sepanjang hari dan malamnya untuk ibadah, maka akan Alloh jadikan kehidupannya serba mudah.

“Barangsiapa yang memberi dan bertaqwa
Dan membenarkan adanya pahala terbaik
Maka akan Kami mudahkan dia ke jalan yang mudah”
(Allail: 5-7)



SEKALI LAGI, DUNIA TERCIPTA UNTUK MELAYANI MANUSIA



Pernyataan ini saya ulang-ulang karena saking pentingnya.
Manusia tercipta bukan untuk menjadi pelayan dunia, sebab dunialah yang tercipta untuk melayani manusia. Manusia hanya tercipta untuk mengabdi kepada Alloh, dan rizki dia sepanjang hidupnya telah Alloh jamin dengan terciptanya dunia ini. Manusia hanya diperintahkan untuk mengingat-Nya, shalat, berbuat baik kepada sesama karena Alloh, dan sebagainya, dan biarlah tentang kebutuhan-kebutuhannya Alloh telah menjaminnya.
Akan tetapi jika kenyataan yang terjadi adalah manusia yang malah menjadi pelayan dunia—waktu,  harta, tenaga, dan pikirannya dikerahkan untuk mengejar dunia, maka yang akan terjadi, bukannya dunia itu melayani, justeru dunia itu akan menjauh, sebab tidak sesuai dengan tujuan diciptakannya.
Jika Anda belum yakin bahwa dunia tercipta untuk melayani manusia, baca, baca dan baca lagi ayat ini berulang-ulang, kemudian ambillah pengertian darinya: ”Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk Anda dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(Al-Baqoroh: 29)
Perhatikan baik-baik kalimat:”Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk Anda...” artinya bukan kita yang tercipta untuk segala sesuatu di muka bumi, namun segala sesuatu dimuka bumi inilah yang tercipta untuk kita. Bukan kita yang tercipta untuk melayani dunia melainkan dunia yang tercipta untuk melayani kita. Maka, jika ingin mendapatkan kemudahan hidup, jangan pernah menjadi pelayan dunia.
Manusia hanya diperintahkan untuk mengabdi kepada Alloh. Itulah tujuan terciptanya dia. “Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki mereka memberikan rizki, tidak pula Aku menghendaki mereka memberi makan kepada-Ku.”

JANGAN MERENDAH DI HADAPAN DUNIA



Salah satu bagian dari dunia adalah wanita. Tanpa bermaksud merendahkan wanita, Al-Qur'an menyebutkan wanita sebagai satu bagian yang sangat lelaki inginkan di samping kuda, kebun, emas dan perak. Ini sedikit menunjukkan pertanda bahwa, di hadapan seorang laki-laki, wanita banyak kesejajarannya dengan harta benda dunia.
Berdasarkan asumsi itu, saya ingin memaparkan sebuah pelajaran unik dari seorang playboy. Menurut si playboy, setelah dia melakukan penelitian sekian tahun, mengejar wanita dengan cara banyak berkorban, banyak memberi, banyak menyanjung, ternyata tidak pernah ada manfaatnya. Melayani wanita, memujinya dan menyanjung-nyanjungnya malah bisa membuat dia berbuat seenaknya kepada laki-laki, balik memandang rendah, dan bertingkah seenaknya.
Seringakali seorang lelaki rela menjadi jongosnya, menjadi pembantunya, supirnya dan menjadi malaikat yang memenuhi segala keinginannya, namun kemudian si wanita idamannya malah lari kepada lelaki lain, kemudian lelaki yang banyak berkorban ini menjadi prustasi dan dendam kepada si wanita. Ini terjadi, karena, kata si Playboy, mengabdi kepada si wanita dan banyak menyanjungnya tidak akan ada manfaatnya.
Kita mengira wanita akan terpikat dengan kita dengan banyak menyanjung dan banyak memberi kepadanya, karena kita berpikir dengan logika, sedang wanita lebih banyak berpikir dengan emosional, dan kebanyakan logika bertentangan dengan emosi.
Kata si Playboy, hal-hal yang kita pikir bisa menarik hati wanita, seperti  memberikan segalanya, membiarkan wanita untuk memutusan, selalu mengalah walau wanita salah, wanita mendominasi pria, tidak pernah mentertawakan wanita, menunjukan “cinta” yang luar biasa, sangat setia dengan wanita, memuji dan memuja wanita, memberi tanpa meminta, menurut dan mengikuti mau wanita, selalu ingin berada disamping wanita, kadang justeru membuat mereka menjauh. bahkan kebalikan dari itu, seorang wanita akan tertarik justeru jika seorang laki-laki memberikan sedikit demi sedikit, pria yang selalu memutuskan, tidak pernah mengalah dan sedikit egois, wanita mengikuti pria, sering mentertawakan wanita, tidak peduli soal menunjukan “cinta”, membuat wanita takut kehilangan, memuji lalu sedikit mengejek, memberikan dan menuntut kembali, menantang dan menyuruh, selalu sibuk untuk bisa disamping wanita—pendeknya semua hal yang menurut logika kita bisa menarik wanita, ternyata kata si Playboy, justeru inilah yang bisa membuat para wanita tertarik.
Saya akan mengira ini hanyalah sebuah celotehan playboy yang jauh dari kebenaran seandainya aku tidak pernah membaca sebuah kalimat bijak dari kitab Imam Ghazali. Dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, ketika membahas nikah, Imam Ghazali mengutip sebuah perkataan ahli hikmah:”Dua orang yang jika kita merendah di hadapannya , justeru dia makan merendahkan kita, pertama orang awam, dan kedua, wanita.” Pertama kali membaca kata hikmah ini, saya tidak terlalu percaya, namun setelah membaca temuan playboy di atas, saya jadi sedikit menghargai pendapat itu.
Kesimpulannya, jika merendahkan diri kepada wanita takkan membuat mereka tertarik, dan sebaliknya, justeru sukap meninggikan dirilah yang banyak memberi manfaat—maka sepertinya, demikian halnya dalam memperlakukan harta benda dunia, karena, sebagaimana telah saya sebutkan di atas, status harta benda dunia bisa disejajarkan dengan wanita. Ialah bahwa merendahkan diri di hadapan dunia malah membuat dunia itu menjauh, namun sebaliknya meninggikan diri di hadapan dunia, malah menjadkan dunia itu mendekat.
Dalam kehidupan pun, kita bayak melihat, orang yang merendahkan diri di hadapan dunia, menjadi pelayannya dan menghamba kepadanya, kehidupannya tetap biasa-biasa saja bahkan dari waktu ke waktu, keadaannya tetap susah, namun sebaliknya, orang yang bersikap tidak peduli kepada dunia, memandang dunia rendah, berusaha meraihnya tanpa terlalu menginginkannya, justeru orang seperti inilah yang dunianya melimpah.