Bukan cuma saya, banyak orang
lain telah membuktikannya. Saya mulai dari cerita seorang teman. Waktu itu,
setuntas mengisi pengajian pemuda, seorang jemaah, teman saya sendiri, curhat
menceritakan pengalamannya. Tanpa saya minta, dia menceritakan keajaiban yang dialaminya
setelah sedekah. Pekerjaan dia adalah
jualan telur ke toko-toko dan pasar. Di pom bensin, seorang peminta sumbangan
mengulurkan kotak amal kepadanya, dan karena di dompet dia uang terbesarnya 20
ribu, ya dia berikan saja uang itu. Ajaib, tidak biasanya, hari itu, di
dompetnya tersisa uang dua ratus ribu. Dan itu di luar upah kerja dia dan uang
makan.
Pernah, seorang santri yang baru
saja keluar dari pesantrennya, datang kepada seorang pengusaha. Santri itu
menanyakan apa yang harus dia lakukan untuk memulai usaha, dan ternyata
pengusaha itu tidak menyarankan apapun. Si pengusaha hanya menyarankan usaha
yang diajarkan kitab suci itu. Dia yakinkan, itulah kunci penting menggapai
kekayaan. Dia menyarankan itu karena dia sendiri telah merasakan, dengan
menjalankan usaha dari kitab suci itu, kini keuangannya lancar dan mudah, dan
sampai sekarang dia masih tetap menjalankannya. Sehari-harinya, pengusaha ini
hanya bersenang-senang, setiap pagi berjalan-jalan, sedangkan perusahaan, sudah
dipegang anak-anaknya, dan dia tinggal menerima hasilnya.
Mesjid kubah emas di Depok,
pasti Anda pernah mendengarnya. Jika pernah ke sana, melihat langsung
mesjidnya, shalat di sana, dan berfoto di depannya, mungkin Anda merasa bangga,
Anda merasa punya kenang-kenangan berharga. Tapi saya katakan, kenang-kenangan
itu sebenarnya kurang berharga jika Anda belum tahu rahasia di baliknya. Sesungguhnya
rahasia di balik megahnya mesjid kubah emas itu adalah keajaiban sedekah.
Adalah Ibu Dian Al-Mahri,
seorang muslimah Robbani, senang sekali memberi. Dirasakannya, sedekah benar-benar
memberikan keberkahan bagi hidupnya. Kalau orang biasanya mengeluarkan sedekah
hanya 2,5 persen saja, dia mengeluarkan sedekah sampai setengah dari setiap
keuntungannya. Berkat murah hatinya itu, hari ke hari kekayaannya semakin bertambah.
Perusahaan dia semakin berkembang dan berkembang. Suatu hari, dia membeli
sebidang tanah di Brunai Darussalam. Awalnya, dia tak begitu peduli dengan
tanahnya ini, namun kemudian, tim pertambangan di sana menemukan, ternyata
tanah itu mengandung minyak bumi. Dibangunlah pertambangan di sana.
Berbarel-barel minyak keluar dari sana, dan Ibu Dian, dalam sehari mendapatkan
uang kurang lebih delapan milyar. Dalam sehari bukan sebulan. Dan, seperti
telah menjadi komitmennya sejak dulu, keuntungan dia dari minyak bumi pun, dia
infakkan setengahnya. Jadi, kalau dia mendapatkan keuntungan 8 milyar, berarti
dia sedekah hingga 4 miulyar! Bayangkan! Mana ada orang di kampung kita berani
sedekah sebesar itu. Tetapi Ibu Dian, karena dia begitu yakin dengan keajaiban
sedekah, ringan saja dia mengeluarkannya. Demikian kabar angin yang saya
dengar.
“Ah, hanya kabar angin!” Anda
melecehkan.
Baiklah. Tidak mengapa. Saya memang
belum mendapatkan data otentiknya. Saya hanya berharap, berita itu benar-benar
nyata dan suatu saat Anda mendapatkan berita sahihnya. Untuk sementara ini,
Anda tidak percaya cerita saya tidak mengapa, tapi tentang kekayaan Abdurrahman
bin Auf, saya yakin Anda percaya.
Betapa kayanya sahabat yang satu
ini, sampai-sampai dengan penuh percaya diri diapernah berkata: "Sungguh,
kulihat diriku, seandainya aku mengangkat batu niscaya kutemukan di bawahnya
emas dan perak......!" kekayaan dia sangat terkenal dalam sejarah, banyak
riwayat mengabadikannya, banyak para ulama mengutipnya, dan banyak para
motivator muslim mengisahkan kekayaan beliau dalam ceramah-ceramahnya.
Saya yakin beliau menjadi kaya
raya karena kemurahan hatinya dalam bersedekah. Suatu ketika, datang ke Kota
Madnah sebuah kafilah besar. Saking besarnya kafilah itu, sampai-sampai Madinah
menjadi gempar. Siti Aisyah yang mendengar berita ini sampai bertanya kepada
orang-orang: “Ada apa ini?”
Salah seorang menjawab: “Kafilah yang datang dari
Yaman ke Madinah untuk menghantarkan dagangan Abdurrahman bin Auf.”
Mendengar itu Siti Aisyah berkata: “Rasululloh
benar.” Dan perkataan Aisyah ini sampai juga ke telingan Abdurrahman bin Auf,
maka Abdurrahman mendatangi Aisyah dan menanyakan kepadanya, apakah memangnya
yang telah dikatakan Rasululloh.
Kata Siti Aisyah: “Aku pernah mendengar Rasululloh
SAW pernah bersabda: ’Saya sudah pernah melihat surga. Kala itu saya sudah
pernah melihat orang-orang miskin di kalangan Muhajirin dan kaum muslim
memasuki surga itu dengan berjalan cepat, sementara orang-orang kaya justeru
berjalannya dengan merangkak.”
Abdurrahman bin Auf berkata: “Saya bersumpah bahwa
kafilah berikut barang bawaannya akan saya infakkan di jalan ALLOH. Para budak
yang turut dalam kafilah itu saya
merdekakan. Saya hanya berharap bisa masuk surga bersama mereka dengan berjalan
cepat.”
Dengan senang memberi, Abdurrahman
bin Auf terkenal sebagai sahabat kaya raya hingga hari ini.
Dan masih banyak lagi
orang-orang shaleh zaman dahulu yang membuktikan keajaiban sedekah. Dan bukan
hanya orang-orang shaleh zaman dahulu, orang-orang shaleh jaman sekarang pun,
banyak yang membuktikannya. Dan bukan hanya orang-orang shaleh, bahkan orang
orang-orang tidak shaleh pun banyak yang membuktikannya. Bahkan, bukan hanya
orang-orang yang tidak shaleh, orang-orang non Muslim pun banyak yang
membuktikannya.
Banyak konglomerat kelas dunia
membuktikannya. Mereka senang memberi dan mereka merasakan kehidupan yang mudah.
Perusahaan mereka semakin berkembang dan semakin megah. Kemakmuran mereka
terdengar ke seluruh dunia.
Anda tahu Microsoft? Itu adalah
perusahaan yang kerjanya membuat program-program komputer. Seperti Windows,
Microsoft Office, itu dibuat oleh Perusahaan Microsoft. Karena Bill Gates, sang
CEO perusahaan senang sekali memberi. Tidak tanggung-tanggung, dia memberikan
40% kekayaannya, maka perusahaannya maju pesat. Berbagai produknya tersebar ke
seluruh dunia. Laris, dipakai oleh jutaan orang termasuk saya. Seperti tulisan
yang sedang Anda baca, inipun saya susun dengan program yang dijual
perusahaannya. Uang yang masukpun mengalir deras, dan Bill Gates pun pernah
dinobatkan sebagai orang muda terkaya di dunia.
Begitu yakinnya Bill Gates
dengan kunci itu, sampai-sampai kini, dia tak sibuk lagi di perusahaannya.
Untuk perusahaan, kini dia hanya punya sedikit waktu. 80% waktunya dia gunakan
untuk mengurus lembaga sosial yang dia dirikan bersama istrinya. Dia mendirikan
Bill and Melinda Foundation. Bahkan isyu berikutnya, diceritakan, dia punya
rencana, benar-benar akan meninggalkan perusahaan besarnya itu, dan ingin total
kerja di lembaga sosialnya. Pasti karena dia sangat yakin dengan keajaiban
memberi.
Konglomerat lainnya adalah
Warren Buffet. Bisnis Buffet merambah segala bidang. Sebuah buku memaparkan
beberapa alasan mengapa Buffet kaya. Antara lain, katanya, karena Buffet lebih
suka bisnis sederhana namun menjanjikan. Seperti perusahaan genting misalnya,
Buffet memilih perusahaan ini karena perusahaan ini sederhana namun
menjanjikan. Dan sederet sebab lainnya diterangkan buku mengapa Buffet sukses. Bagi
saya, kunci sukses dia pastilah yang satu itu: senang memberi. Terbukti, bahkan
dia menyumbangkan sebagian besar uangnya kepada lembaga Sosial Bill Gates.
Dan masih ribuan lagi
orang-orang yang membuktikan keajaiban memberi. Buku “Menjadi Kaya Dengan
Sedekah” karya Muhsin Sunny sengaja menghimpun kisah-kisah nyata orang-orang
yang mengalami keajaiban sedekah.
Sungguh, terlalu banyak
bertebaran bukti, memberi benar-benar manjur untuk menggapai kemudahan rezeki.
Saya khawatir Anda menganggap
kejadian-kejadian di atas hanya kebetulan. “Ah, kebetulan saja dia beruntung!”
jika itu yang Anda pikirkan, dengan tegas saya kataka: “Tidak ada yang
kebetulan di dunia ini.”
saya tidak percaya...apalagi terhadap materi tulisan tentang sedekah 4 milyar sehari....fenomena bagi zakat yang menelan korban masih terjadi....baru baru ini...karena anggota keluarga menyatakan ingin sekali mengisi liburan... kami sekeluarga pergi ke masjid kubah mas... kebetulan ada karyawan resmi (terlihat dari seragamnya) yang ngobrol dengan saya selepas shalat maghrib berjama'ah...iseng iseng saya tanya berapa gajinya...wah kecil Pak...dia menyebutkan nominal tertentu...selain itu dapat apalagi...itu saja Pak...itu sudah semuanya....saya pikir masih jauh dari umr Depok tahun 2015
ReplyDeletejaman sekarang ini...mana ada sih orang kaya yang peduli dengan sekitarnya...?
lihat saja bangunan yang kata beberapa pegawai adalah rumah tinggalnya kalau "pemilik" masjid kubah mas sedang ke situ....jalan masuknya saja sudah 100 meter lebih...luas taman yang mengelilinginya...pagar kelilingnya...luas bangunannya itu sendiri...
ah sudahlah,.....! itu urusan Ibu Dian Al Mahri pribadi dengan Allah Swt. saya hanya merasa terusik dengan tulisan di atas...karena sepemahaman saya...pemimpin ideal atau orang yang diberi karunia lebih oleh Allah diantara tanda utamanya adalah sederhana....kehidupan sosial fisiknya tidak terpisah dari masyarakat
jangan berpikir negatif berdasr dr rasa iri, dah d fasilitasi mari ibadah dengan baik n rajin.
ReplyDeletepaling yg iri dr non yg mengatsnamakan islam