Hidup ini ada rumusnya, dan
rumus mudah menjadi kaya raya adalah dengan banyak memberi. Seringkali kita
melihat ada orang yang mendapatkan keberuntungan, dan kita tahu, ALLOH lah yang
memberikan keberuntungan kepadanya. “ALLOH memberi kepada siapa yang
dikehendaki-Nya,” begitu kata kita.
Perkataan itu
benar sekali, tetapi menjadi salah ketika dilanjutkan dengan mengeluh, “tapi
nasib kita berbeda, ALLOH tidak mengendaki kita punya nasib baik.” Seakan
dengan mengatakan itu, kita menganggap ALLOH memberi kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dengan semau-Nya, dengan seenaknya. Maha Suci ALLOH.
Tidak dengan sembarangan
Alloh membuat dia beruntung, pastilah karena orang itu melakukan rumus
keberuntungan.
Telah ALLOH terapkan
di muka bumi ini hukum-hukum, aturan-aturan, yang jika manusia melakukannya
maka dia akan mendapatkan keberuntungan. Misalnya orang Cina hidupnya makmur, pastilah karena
ada sebuah aturan Ilahiyyah yang mereka lakukan hingga mereka mendapatkan
kemakmuran. Misalnya, orang Cina sangat erat menjalin hubungan sillaturrahmi.
Diantara mereka satu dengan yang lainnya sangat baik dalam saling membela, jika
dagangan saudaranya bangkrut mereka tolong supaya kembali bangkit, dan karena
itu mereka selalu mendapatkan keberuntungan dalam bisnisnya.
Itu
dikarenakan, Alloh sudah membuat suatu hukum di dunia, bahwa bagi siapapun yang
berbuat baik di dunia ini akan mendapatkan kebaikan.
Ada orang yang
kalau melihat orang lain beruntung, langsung saja berkata, itu memang nasib
baik dia. Yang lebih tidak logis, ada juga orang yang suka mengkait-kaitkan
keberuntungan dengan HOKI. “Wah, nama dia memang bagus, membawa HOKI, pantas
saja dia dengan mudah bisa membeli mobil.” Atau ”Pantas saja gajinya naik
terus, lahirnya Hari Minggu, itu kan hari yang HOKI.” Hingga kita menjadi
pesimis untuk mendapatkan keberuntungan seperti dia.
Yang lainnya,
ketika melihat orang lain mendapatkan keberuntungan mengatakan, “Alloh memang
berbuat sekehendak-Nya. Dia memberi
rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya.” Sambil mengira, Alloh memberi rezeki
kepada seseorang semaunya Dia, tanpa ada sebab-sebab, tanpa ada alasan-alasan.
Maha Suci Alloh dari berbuat seenaknya. Seseorang mendapatkan
keberuntungan-sekali lagi—karena ada sebuah perbuatan yang dia lakukan hingga
dia mendapatkan keberuntungan. dan satu hal saya pastikan, pasti dia beruntung
karena sebelumnya pernah memberi.
No comments:
Post a Comment