Thursday, 21 February 2013

KAYA ADALAH IMPIAN KEBANYAKAN ORANG


Dulu, waktu kecil, saya sering berpikir jika banyak uang itu menyenangkan. Namun setelah besar, dan mulai bisa mencari uang, ternyata....pendapat itu benar juga. Bukan kata-kata saya, kalimat itu  saya kutip dari buku 10 Wasiat Terlarang karya Ipho Santosa. Lagi pula, sampai sekarag saya tidak bisa mencari uang. Kalau saya pandai mencari uang, mana sempat nyantai nulis-nulis begini.
Mas Ipho bercanda, tapi benar juga. Banyak uang memang menyenangkan.
Anda tahu Petualangan Sinbad? Kalau itu kisah rekayasa, kemungkinan besar si pengarang adalah orang yang berambisi besar menjadi kaya raya. Tapi karena dia tak bisa kaya, habis-habisan dia curahkan hasratnya ke dalam cerita. Banyak orang suka cerita ini. Selain karena tegangnya petualangan, juga, karena setiap akhir perjalanan, Sinbad selalu pulang membawa tumpukan harta. Dugaan sementara mengapa cerita ini digandrungi banyak orang, adalah, karena, mungkin, dengan membaca cerita ini, hasrat terpendam jiwa mereka terwakili. Semua orang ingin kaya. Anda juga kan?
Jangan munafik lah! Memangnya Anda mau jadi orang miskin? Atau, kalau Anda seorang wanita, maukah bersuami lelaki miskin? yang makan paginya satu sendok, dan makan sorenya setengah sendok?
Semua orang ingin kaya. Kekayaan adalah hasrat semua orang.
Alloh SWT berfirman:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(Ali Imran: 14)
Laluilah sebuah perjalanan, lewati orang-orang dan perhatikan, betapa semua mereka, sebenarnya, menghasratkan kekayaan. Sopir yang berkali-kali menyeka keringat dengan handuk, kondektur yang teriak-teriak cari penumpang, para pedagang asong yang tak bosan menawarkan tahu dan lontong, tanyakan kepada mereka, mengapa mereka melakukan itu, tentu jawaban mereka sederhana, itu mereka lakukan demi sesuap nasi. Dan jika ditanyakan kepada mereka, apakah mereka ingin kaya raya, sebagian pasti menjawab ingin, namun sebagian, mungkin, akan menjawab “Ah, itu mimpi.” Ucapan penuh rasa putus asa, namun lihatlah,  jelas sekali, kekayaan adalah impiannya.
Tanyakan juga—ini kalau Anda mau—kepada para penumpang di mobil, yang muda yang tua, yang cantik yang nenek-nenek, yang gagah yang sudah bungkuk, anak sekolahan dan anak selokan, tanyakan kepada semuanya, apakah mereka ingin menjadi orang kaya? Sangat jarang dari mereka yang menjawab “tidak”.
Katanya, ini katanya, para ulama tidak begitu peduli dunia. Mereka punya ilmu zuhud, mereka tidak ingin kaya. Kaya raya bukanlah dambaan mereka. Di mata mereka, dunia lebih murah dari sayap nyamuk, harta kekayaan lebih hina dari bangkai. Mungkin saja ulama seperti itu ada, tapi itu dulu. Adapun sekarang...sama saja seperti orang biasa, mereka pun ingin kaya. Maklumlah, mereka juga kan orang biasa. Mereka berusaha menjadi kaya, senang punya banyak uang, nyaman berkendaraan mewah, membangun rumah megah, melengkapi rumahnya dengan TV, VCD, akuarium, lukisan-lukisan, lemari-lemari berkilap, pakaian-pakaian gemerlap, bahkan, ada juga yang jadi selebriti. Itu semua mereka lakukan, dengan alasan, demi kemuliaan agama, demi wibawa, supaya jangan direndahkan orang, supaya agama ini dihargai.
Sudahlah. Tak usah basa-basi. Jangan malu-malu, jujur sajalah, akui saja, menjadi orang kaya memang menyenangkan. Masyarakat juga maklum kok, sifat alamiah manusia memang menginginkan kekayaan. Itu bukanlah aib, itu tidak salah, itu sah-sah saja. Kalau tidak percaya, silahkan tanya anak TK.
Seringkali saya dengar, hingga orang tua yang umurnya tinggal semenit lagi pun, masih juga pikirannya kepada kekayaan. Seringkali, orang tua di saat sakitnya, masih memikirkan motor yang belum dimandikan, masih juga memikirkan sawah yang kekeringan, masih juga nyebut-nyebut ayam di kandang, masih juga memikirkan uang, masih juga memikirkan cincin dan gelang.
Uang, harta benda, kekayaan, adalah hasrat kebanyakan orang. Tapi sialnya...mencapai kekayaan itu tidak mudah.

No comments:

Post a Comment