Thursday, 21 February 2013

DUNIA ADA BUKAN UNTUK DICINTAI



Salah satu ironi dari sifat dunia adalah: dunia lari dari orang yang mengejarnya, dan mengejar orang yang lari darinya. Dunia menghinakan orang yang memuliakannya, dan memuliakan orang yang menghinakannya. Harga diri manusia tetap dalam ketinggian sepanjang dia menempatkan dunia di bawah kakinya, ketika dunia dia tempatkan di atas kepalanya, maka rendahlah harga dirinya.
Itu terjadi dikarenakan, dunialah yang tercipta untuk manusia, bukan manusia yang tercipta untuk dunia. Dunialah yang harus menghamba kepada manusia, bukan manusia yang harus menghamba kepada dunia. Manusia hanya diwajibkan menghamba kepada ALLOH. Kebenaran ini telah ALLOH firmankan dalam Al-Qur'an.
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untukmu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Baqoroh: 29).
Perhatikanlah kata bercetak tebal! Segala sesuatu di bumi ini tercipta untuk Kamu wahai manusia, bukan Kamu yang tercipta untuk segala sesuatu di bumi ini. ALLOH telah menundukkan segala sesuatu di bumi ini untuk manusia, supaya manusia memanfaatkannya untuk kebutuhan dirinya, keluarganya, kerabatnya, tetangganya, masyarakat lingkungannya, anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Ketika manusia sanggup menjalankan ini, maka artinya dia sanggup menempatkan dunia sesuai tempatnya, dan jika dia sanggup menempatkan dunia sesuai tempatnya, maka bahagialah hidupnya.
Tapi sebaliknya, ketika manusia malah mencintai dunia ini sepenuh hati, menghamba kepadanya, mengejar dan berusaha sekuat tenaga mendapatkannya, lalu menyimpannya dan enggan menginfakkannya, maka berarti dia menempatkan dunia tidak sesuai dengan tempatnya. Dia telah mengagung-agungkan dunia dengan menempatkan dunia di atas dirinya, dan karena itu, maka dunia akan menginjak kepadanya, menyusahkan hidupnya, mengacaukan pikirannya, dan menggelisahkan hatinya.
Dunia datang ke tangan kita bukan untuk disayang-sayang, melainkan untuk dimanfaatkan, untuk diinfakkan, UNTUK DIBERIKAN. Inilah alasan berikutnya mengapa penting bagi kita untuk memberi.

No comments:

Post a Comment