Memberi menjadi penting karena, manusia
di sekitar kita ini tempat memberi. Memandang manusia sebagai tempat memberi
akan memperindah budi pekerti, sebaliknya memandang manusia sebagai tempat
meminta, bukan hanya menjadikan kita hina, bahkan bisa merusak akidah. Sebab satu-satunya
tempat manusia meminta hanyalah ALLOH.
Kebanyakan menusia ingin
mendapatkan. Orang selalu berusaha mendapatkan tidak peduli berapapun harta
yang dia miliki. Orang yang sudah mendapatkan banyak selalu berusaha
mendapatkan lebih banyak lagi. Pemilik satu lembah harta berusaha menambahnya
menjadi sua lembah, dan pemilik dua lembah harta berusaha menambahnya menjadi
tiga lembah. Saya membuktikan ini ketika datang bantuan gempa beberapa waktu
silam. Orang yang materinya sangat berkecukupan, yang tidak sepantasnya mendapatkan
bantuan, malah dialah yang paling semangat mendapatkan bantuan itu. Di
lingkungannya dia dipercaya sebagai ketua, di mana seharusnya lebih
mementingkan masyarakatnya, tetapi malah mementingkan dirinya. Gembira sekali
ketika dia mendapatkan bantuan itu, sementara tetangga dia yang rumahnya
mengalami rusak parah, malah dia abaikan.
Sebaliknya, kebanyakan manusia
sangat enggan memberi. Tidak peduli betapapun banyak hartanya, orang tidak suka
jika hartanya berkurang. Ketika orang mendapatan uang sepuluh juta, ada rasa
enggan di hatinya untuk memberi kepada orang lain walau seribu. Sebab sepuluh
juta yang dikeluarkan seribu tidak lagi sepuluh juta namanya. Ingatlah, mereka
sangat sayang kepada hartanya, marah jika hartanya berkurang, dan tidak suka
jika ada orang lain mengambilnya. Lihatlah di sawah, padahal seekor burung
pipit tak membutuhkan lebih dari segenggam tangan anak kecil untuk memenuhi
temboloknya, tetapi petani pemilik sawah itu cepat-cepat mengusir, sebab tidak
suka hasil panennya berkurang.
Orang yang membuka mata pada
kenyataan ini bergaul dengan manusia dengan keinginan memberi. Mereka
memperbanyak saudara karena ingin lebih banyak tempat memberi, mereka berusaha mengenal
lebih banyak orang karena ingin lebih banyak memberikan pertolongan, dan dengan
begitu mereka mendapatkan kebahagiaan dan kemuliaan. Sedangkan orang buta dari
kenyataan ini akan bergaul dengan manusia dengan keinginan diberi. Dia
memperbanyak saudara kerena ingin lebih banyak mendapatkan, mengenal lebih
banyak orang karena ingin mendapatkan pertolongan, dan dengan begitu yang akan
dia dapatkan hanya kekecewaan dan kehinaan.
Inginkanlah memberi, itulah cara
terbaik bergaul dengan manusia, dan itulah cara paling masuk akal. Sebaliknya,
inginkanlah diberi, itulah cara terburuk bergaul dengan manusia, dan itulah
cara yang paling bodoh.
Terlalu banyak pengalaman
memberikan pelajaran. Saya sering mengalaminya. Di sebuah perkampungan, ada
seorang yang selalu baik kepada saya, biasa memberi, murah hati sekali, senang
membantu. Namun suatu hari, ketika saya keluar kerja, datang ke rumahnya
berharap diberi kamar tempat tinggal, dia tidak mau memberi.
Sungguh saya kecewa.
Di kesempatan lain, waktu itu
Ramadhan, saya kemalaman di jalan. Berbuka puasa saya lakukan di warung saja,
dengan bakwan, kue, dan air teh sekedarnya. Ketika itu saya lihat kakek pemilik
warung membawa piring, menceduk nasi, kemudian membubuhkan lauk-pauk ke atas
nasinya. Selama dia melakukan itu saya telah besar hati nasi itu akan diberikan
kepada saya, eh, tak taunya, nasi itu dia makan sendiri.
Sungguh saya kecewa.
Bukan hanya saya. Banyak teman lain
mengalaminya. Seperti dialami oleh teman saya yang seorang ustadz. Dia orang
garut tapi mengembara tinggal di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sudah
kebiasaan di lingkungannya, jika mau menyembelih apapun selalu mempercayakan
kepadanya. Nah, suatu hari, dia mendapatkan tugas menyembelih ayam sampai
beberapa ekor. Karena biasanya, setelah menyembelih dia suka mendapatkan
kiriman nasi dan daging, Pak Ustadz ini berkata kepada istrinya supaya tidak
usah memasak saja. Namun kasihan sekali, ternyata ditunggu sampai sore, tak
seorang pun mengirimkan makanan.
Betapa kecewanya dia.
Suatu sore, sambil menunggu
hujan reda, saya terlibat percakapan akrab bersama taman saya ini, lalu di kami
sama-sama sepakat, berharap diberi oleh orang, besar kemungkinan akan mendapatkan
kekecewaan.
Cinta memberi itu penting, sebab
kebanyakan orang lebih senang diberi dan kadang lupa untuk memberi.
No comments:
Post a Comment