Thursday, 7 March 2013

HIDUPLAH DENGAN PENUH CINTA KASIH



Cintailah sesamamu sebagaimana kamu ingin dicintai, kasihilah sesamamu sebagaimana Anda ingin dikasihani. Ajaran ini disampaikan oleh semua agama. Ketika suatu siang saya ditakdirkan naik trevel, dan ternyata sopirnya seorang Nasrani, dia mengatakan kepada saya, mengapa kaum mereka suka memberi ketika ada orang Islam minta sumbangan, dasarnya ternyata bukan apa-apa, melainkan karena rasa kasihan saja, lalu dia mengutip kata-kata Nabi Isa, kasihilah sesamamu sebagaimana Anda ingin dikasihani.
Sepertinya, cinta kasih itu ajaran terpenting mereka, walau kenyataannya, sering pula ada dari golongan mereka yang bertindak sangat kejam, namun sering  saya dengar, dari khotbah mereka, bahwa cinta kasih itu adalah hal terpenting yang harus disebarkan di muka bumi.
Bunda Teresa, ya aku ingat nenek-nenek ini. Agamanya Kristen dan menjadi tenar sejagat karena cintanya yang tulus kepada semua manusia, tanpa pilih-pilih, tanpa memandang agama, ras, suku, dan sebagainya, dia selalu merasa kasihan dan mau menolong. Dia menolong tanpa memandang apapun, sampai-sampai dia punya kata-kata terkenal: ”Kalau kepada orang lain kita selalu menghakimi, kita akan kehabisan waktu untuk mencintai.”
Suatu malam, saya jalan-jalan ke Plaza Mayasari Tasikmalaya. Naik ke lantai tiga dan langsung memasuki toko buku di sana. Tiba di dalam, saya langsung disambut barisan buku murah. Buku-buku murah itu judulnya menarik semua, namun setelah saya buka-buka dan baca-baca, ternyata itu buku karangan orang-orang Nasrani semua. Murah sekali jika dilihat dari ketebalan bukunya. Buku-buku tebal itu diobral dengan harga lima belas ribu sampai dua puluh ribuan. Kebanyakan buku-buku itu mengajarkan cinta kasih, bagaimana bergaul dengan sesama manusia, bagaimana menjalin hubungan dengan pasangan, bagaimana mencintai anak-anak. Intinya, buku-buku itu mengajarkan untuk hidup penuh cinta kasih.
Saya merenung, jika mereka begitu gencar menyerukan cinta kasih lewat amal-amal mereka, buku-buku mereka dan khotbah-khotbah mereka, lalu bagaimana dalam Islam agama saya, apakah agama saya mengutamakan ajaran cinta kasih itu?
Masya Alloh, setelah saya renungkan, ternyata agama saya bahkan mengajarkan cinta kasih pada setiap pekerjaan. Dalam setiap memulai pekerjaan baik, agama saya supaya mengawalinya dengan basmalah. Dan basmalah itu mengandung kata-kata cinta kasih. Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kalimat itu sesungguhnya mengingatkan, supaya, sebagaimana Alloh mengasihani makhluq-makhluqnya, harus pula saya melakukan hal serupa. Kalimat itu dibaca supaya menjadi pelajaran, bahwa, jika Alloh saja yang tidak butuh kepada makhluq-Nya mengasihi makhluq-makhluq-Nya, mengapa saya yang senantiasa butuh kepada sesama tidak mengasihi sesama.
Basmalah sesungguhnya mengingatkan, supaya apapun yang kita kerjaka, merupakan wujud cinta kasih kita kepada sesama.

No comments:

Post a Comment