Cintailah
sesamamu sebagaimana kamu ingin dicintai, kasihilah sesamamu sebagaimana Anda
ingin dikasihani. Ajaran ini disampaikan oleh semua agama. Ketika suatu siang
saya ditakdirkan naik trevel, dan ternyata sopirnya seorang Nasrani, dia
mengatakan kepada saya, mengapa kaum mereka suka memberi ketika ada orang Islam
minta sumbangan, dasarnya ternyata bukan apa-apa, melainkan karena rasa kasihan
saja, lalu dia mengutip kata-kata Nabi Isa, kasihilah sesamamu sebagaimana Anda
ingin dikasihani.
Sepertinya,
cinta kasih itu ajaran terpenting mereka, walau kenyataannya, sering pula ada
dari golongan mereka yang bertindak sangat kejam, namun sering saya dengar, dari khotbah mereka, bahwa cinta
kasih itu adalah hal terpenting yang harus disebarkan di muka bumi.
Bunda
Teresa, ya aku ingat nenek-nenek ini. Agamanya Kristen dan menjadi tenar
sejagat karena cintanya yang tulus kepada semua manusia, tanpa pilih-pilih, tanpa
memandang agama, ras, suku, dan sebagainya, dia selalu merasa kasihan dan mau
menolong. Dia menolong tanpa memandang apapun, sampai-sampai dia punya
kata-kata terkenal: ”Kalau kepada orang lain kita selalu menghakimi, kita akan
kehabisan waktu untuk mencintai.”
Suatu
malam, saya jalan-jalan ke Plaza Mayasari Tasikmalaya. Naik ke lantai tiga dan
langsung memasuki toko buku di sana. Tiba di dalam, saya langsung disambut
barisan buku murah. Buku-buku murah itu judulnya menarik semua, namun setelah
saya buka-buka dan baca-baca, ternyata itu buku karangan orang-orang Nasrani
semua. Murah sekali jika dilihat dari ketebalan bukunya. Buku-buku tebal itu
diobral dengan harga lima belas ribu sampai dua puluh ribuan. Kebanyakan
buku-buku itu mengajarkan cinta kasih, bagaimana bergaul dengan sesama manusia,
bagaimana menjalin hubungan dengan pasangan, bagaimana mencintai anak-anak.
Intinya, buku-buku itu mengajarkan untuk hidup penuh cinta kasih.
Saya
merenung, jika mereka begitu gencar menyerukan cinta kasih lewat amal-amal
mereka, buku-buku mereka dan khotbah-khotbah mereka, lalu bagaimana dalam Islam
agama saya, apakah agama saya mengutamakan ajaran cinta kasih itu?
Masya
Alloh, setelah saya renungkan, ternyata agama saya bahkan mengajarkan cinta
kasih pada setiap pekerjaan. Dalam setiap memulai pekerjaan baik, agama saya
supaya mengawalinya dengan basmalah. Dan basmalah itu mengandung kata-kata
cinta kasih. Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kalimat itu sesungguhnya mengingatkan, supaya, sebagaimana Alloh mengasihani
makhluq-makhluqnya, harus pula saya melakukan hal serupa. Kalimat itu dibaca
supaya menjadi pelajaran, bahwa, jika Alloh saja yang tidak butuh kepada
makhluq-Nya mengasihi makhluq-makhluq-Nya, mengapa saya yang senantiasa butuh
kepada sesama tidak mengasihi sesama.
Basmalah
sesungguhnya mengingatkan, supaya apapun yang kita kerjaka, merupakan wujud
cinta kasih kita kepada sesama.
No comments:
Post a Comment