Thursday, 7 March 2013

SAYA PUN BELUM CUKUP



Anda beralasan: ”Bagaimana bisa saya memberi, saya sendiri belum cukup.”
Kalau harus menunggu cukup, manusia takkan pernah ada cukupnya. Punya satu ingin dua, punya dua ingin tiga, punya tiga ingin empat, dan seterusnya. Bisa beli hape ingin beli motor, bisa beli motor ingin beli mobil, bisa beli mobil ingin beli kapal. Tidak ada hentinya. Bahkan ibarat yang diberikan Nabi lebih besar lagi. Kata beliau, jika seorang anak Adam punya satu lembah harta, dia ingin menambahnya menjadi dua lembah, jika dia punya dua lembah, dia ingin menambahnya lagi menjadi tiga lembah, tidak ada yang bisa mencukupinya kecuali tanah. Ya, tidak ada yang bisa mencukupi manusia, kecuali kalau dia sudah dimakan tanah. Setelah mati, barulah manusia merasa cukup.
Anda baru mau rajin memberi setelah hidup Anda sendiri cukup? Cukup apanya? Cukup untuk membeli kendaraan pribadimu sendiri? Cukup untuk membeli rumahmu sendiri? Cukup untuk membeli seluler termahal yang Anda inginkan? Setelah Anda cukup uang untuk jalan-jalan keliling dunia?
Tidak akan pernah ada cukupnya.
Jika Anda terus menunda-nunda, menunggu diri Anda sendiri cukup—diri Anda tidak akan ada cukupnya. Kalau Anda menunggu cukup, kapan Anda akan cukup? Anda baru akan cukup kalau Anda sudah mati.
Kalau Anda menunggu cukup, Anda tidak akan pernah sedekah.
Dengarlah firman Alloh dalam Al-Qur'an, dia menyuruh manusia berinfak tidak hanya di waktu lapang saja, namun juga di waktu sempit.
“Dan bersegeralah Anda kepada ampunan dari Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang berinfak di waktu lapang dan sempit, dan menahan amarahnya, dan memaafkan manusia, dan Alloh mencintai orang-orang yang berbuat baik.”. (Ali Imran: 133-134)
Ada apa di tanganmu sekarang? Jangan ragu, berikan!
Ada berapa uang di dompetmu? Jika Anda ingin beruntung, sedekahkanlah!
Salah satu penyebab mengapa orang selalu merasa belum cukup adalah karena dia punya kebiasaan mengumpul-ngumpulkan harta untuk kepentingan dunia. Bruce Larson pernah mengatakan bahwa:”Orang yang terus mengumpulkan untuk kehidupan di dunia ini saja, tanpa memikirkan apalagi berinfestasi untuk kekekalan, adalah ibarat orang yang menjaring angin dan tolol untuk selamanya.”

No comments:

Post a Comment