Anda beralasan:
”Bagaimana bisa saya memberi, saya sendiri belum cukup.”
Kalau harus
menunggu cukup, manusia takkan pernah ada cukupnya. Punya satu ingin dua, punya
dua ingin tiga, punya tiga ingin empat, dan seterusnya. Bisa beli hape ingin
beli motor, bisa beli motor ingin beli mobil, bisa beli mobil ingin beli kapal.
Tidak ada hentinya. Bahkan ibarat yang diberikan Nabi lebih besar lagi. Kata
beliau, jika seorang anak Adam punya satu lembah harta, dia ingin menambahnya
menjadi dua lembah, jika dia punya dua lembah, dia ingin menambahnya lagi
menjadi tiga lembah, tidak ada yang bisa mencukupinya kecuali tanah. Ya, tidak
ada yang bisa mencukupi manusia, kecuali kalau dia sudah dimakan tanah. Setelah
mati, barulah manusia merasa cukup.
Anda baru mau
rajin memberi setelah hidup Anda sendiri cukup? Cukup apanya? Cukup untuk
membeli kendaraan pribadimu sendiri? Cukup untuk membeli rumahmu sendiri? Cukup
untuk membeli seluler termahal yang Anda inginkan? Setelah Anda cukup uang
untuk jalan-jalan keliling dunia?
Tidak akan pernah
ada cukupnya.
Jika Anda terus
menunda-nunda, menunggu diri Anda sendiri cukup—diri Anda tidak akan ada
cukupnya. Kalau Anda menunggu cukup, kapan Anda akan cukup? Anda baru akan
cukup kalau Anda sudah mati.
Kalau Anda
menunggu cukup, Anda tidak akan pernah sedekah.
Dengarlah firman
Alloh dalam Al-Qur'an, dia menyuruh manusia berinfak tidak hanya di waktu
lapang saja, namun juga di waktu sempit.
“Dan bersegeralah
Anda kepada ampunan dari Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi,
yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang berinfak
di waktu lapang dan sempit, dan menahan amarahnya, dan memaafkan manusia, dan
Alloh mencintai orang-orang yang berbuat baik.”. (Ali Imran: 133-134)
Ada apa di
tanganmu sekarang? Jangan ragu, berikan!
Ada berapa uang di
dompetmu? Jika Anda ingin beruntung, sedekahkanlah!
Salah satu
penyebab mengapa orang selalu merasa belum cukup adalah karena dia punya
kebiasaan mengumpul-ngumpulkan harta untuk kepentingan dunia. Bruce Larson
pernah mengatakan bahwa:”Orang yang terus mengumpulkan untuk kehidupan di dunia
ini saja, tanpa memikirkan apalagi berinfestasi untuk kekekalan, adalah ibarat
orang yang menjaring angin dan tolol untuk selamanya.”
No comments:
Post a Comment