Jika hidupmu
terasa susah, mungkin inilah yang Anda lakukan: Uangmu itu Anda gunakan untuk
bermegah-megahan. Anda gunakan untuk membeli barang-barang yang bisa membuat
Anda bangga. Anda membeli baju mahal, supaya orang lain memandangmu dengan mata
kagum. Atau Anda belikan hape mahal, supaya tidak malu dibawa-bawa. Atau Anda
pakai untuk uang muka kreditan motor, supaya Anda punya motor bagus tidak tidak
ketinggalan jaman.
Lalu apa yang Anda
rasakan setelah itu? Anda kembali tidak punya uang. Anda miskin lagi. Anda
bingung lagi. Dan dalam kedaan miskin itu, Anda harus kerepotan membeli pulsa
hape, harus kerepotan membayar kreditan motor.
Setelah menikah,
keuangan saya lebih dari cukup. Maklum, banyak orang memberi uang lewat kado.
Semua itu saya nikmati setelah bersedekah kepada anak-anak yatim. Seharusnya,
setelah itu saya lebih giat lagi memberi kepada anak-anak yatim dan orang-orang
miskin. Tapi kecanduan terhadap buku membuat saya bertindak bodoh. Saya ingin
megah dengan banyak buku dan banyak ilmu. Indah rasanya jika saya tahu banyak
hal. Bolak-balik ke kota membeli buku menjadi kebiasan rutin. Pulang-pergi ke
perpustakaan pun serasa kewajiban. Padahal buku jaman sekarang harganya semakin
mahal, dan ongkos pulang-pergi ke kota tidak cukup sepuluh ribu. Akhirnya
keuangan di rumah semakin tipis, padahal gaji hasil dari karja saya mengajar
tidak jelas per-bulannya. Saya kekurangan lagi, saya miskin lagi. Sebuah
kebijakan keuangan yang salah. Kasihan istri saya.
Sebenarnya,
pentingkanlah dulu perintah Alloh. Kesampingkan dulu kemegahan. Tahanlah
keinginan. Tundalah kepuasan. Dahulukan sedekah. Masalah kemegahan yang Anda
inginkan, nanti Alloh akan memberi kepadamu dengan karunia-Nya.
Jika Anda
mendapatkan rezeki, dan yang Anda dahulukan kemegahan, Anda terancam
kembali susah.
Warren Buffet,
konglomerat pemilik perusahaan jet terbesar dunia, berpesan kepada generasi
muda: “Jangan buang-buang uang untuk hal yang tidak berguna!”
No comments:
Post a Comment