Thursday, 7 March 2013

STRATEGI MENJADI LELAKI SEJATI



Membiasakan memberi bisa menjadi strategi menjadi lelaki sejati.
Lelaki sejati, seperti diterangkan Al-Qur'an, adalah lelaki yang menjadi pemimpin bagi istrinya. Pemimpin adalah orang yang bisa melindungi, mencukupi keperluan, memberi rasa aman, sanggup mendamaikan perasaan. Lelaki yang menjadi pemipin bagi wanita, adalah lelaki yang bisa mengendalikan emosinya sendiri, sehingga bisa mengendalikan emosi istrinya, menenangkannya, dan memberikan rasa nyaman kepadanya,. Dia bukan lelaki yang temperamental, tidak bisa mengendalikan emosi diri sendiri, bahkan emosinya dikendalikan oleh istrinya, bukan seperti itu lelaki sejati. Lelaki sejati adalah lelaki yang benar-benar bisa menjadi pemimpin bagi istrinya.
Bukankah Anda mau menjadi lelaki sejati? Atau kalau Anda seorang wanita, bukankah idaman Anda adalah berdampingan dengan lelaki sejati?
Saya adalah seorang lelaki dan saya mau menjadi lelaki sejati.  Lelaki idaman wanita tepatnya. Haha. Makanya pas waktu saya menemukan buku “Cara Memikat Wanita Idaman Anda” saya tertarik membacanya. Buku itu berisi kiat-kiat menjadi pria idaman, berdasarkan penelitian bertahun-tahun yang dilakukan oleh penulisnya. Mendengar ini, pasti Anda tertarik ingin membacanya.
Setelah saya membacanya, timbul hasrat ingin mencoba mempraktikkan buku itu kepada gadis idaman saya. Tapi tidak bisa. Masalahnya, yang disarankan buku itu banyak menyalahi norma agama. Buku itu menyarankan, jika menghadapi wanita yang kita idam-idamkan, kita harus bisa mengendalikan emosi, harus percaya diri, harus berani, berani menatap, berani menyentuh, bahkan, berani mengejek. Norma agama saya melarang perbuatan itu. Pernah sekali waktu ingin mencobanya, namun belum juga berhadapan, badan sudah panas dingin, tingkah menjadi tak karuan, gemetaran, saya jadi HERI: Heboh Sendiri.
Saya hanya bisa mempraktikkan itu kepada istri saya di rumah, dan hasilnya memang luar biasa, dia menjadi semakin sayang. Ada baiknya juga sih, tapi tetap, yang saya butuhkan lebih dari sekedar itu, bukan hanya menjadi lelaki idaman istrinya, namun saya ingin menjadi lelaki yang benar-benar menjadi pemimpin bagi istrinya. Menjadi lelaki yang, tidak hanya memberikan kenyamanan batin, namun juga bisa memberikan kenyamanan lahir. Tegasnya: bisa memberi banyak uang. Haha. (Kok saya tertawa. Apa lucunya ya?) saya membutuhkan kiat-kiat itu.
Dan kiat itu saya temukan hanya dalam Al-Qur'an. Dalam sebuah ayat-Nya Alloh berfirman:
 “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.......” (Annisa: 34).
Seperti bisa kita baca dari ayat itu, sebab lelaki menjadi pemimpin bagi wanita, salah satunya, karena lelaki menginfakkan hartanya. Artinya jika seorang lelaki ingin menjadi lelaki sejati, lelaki yang benar-benar menjadi pemimpin, yang bisa mengendalikan dirinya, yang bisa menjaga ketenteraman jiwanya, dan bisa memberikan ketenteraman dan kedamaian kepada istri dan keluarganya, maka dia harus menjadi lelaki yang pandai menginfakkan harta. Dia harus menjadi pemberi.
Percaya atau tidak terserah Anda, tapi begitulah yang saya baca dalam Al-Qur'an. Silahkan baca kembali terjemahan surat Al-Fajr yang saya tulis di bab 3, dan perhatikanlah, kegelisahan manusia beserta keluhan-keluhannya banyak disebabkan karena terlalu mencintai harta, tidak menggunakan hartanya untuk memuliakan anak yatim, dan tidak menggunakan hartanya untuk memberi makan orang miskin. Dan seterusnya, Alloh menyeru kepada jiwa-jiwa yang tenang...”Wahai jiwa-jiwa yang tenang....”, maka tentunya, yang Alloh panggil sebagai jiwa yang tanang ini bukan jiwa orang-orang yang tidak suka memberi, melainkan orang-orang yang senang berinfak.
Al-Qur'an adalah sebuah kebenaran. Petunjuk hidup. Tidak ada keraguan di dalamnya. Inilah kebenaran. Inilah pegangan. Mau?

No comments:

Post a Comment