Membiasakan
memberi bisa menjadi strategi menjadi lelaki sejati.
Lelaki
sejati, seperti diterangkan Al-Qur'an, adalah lelaki yang menjadi pemimpin bagi
istrinya. Pemimpin adalah orang yang bisa melindungi, mencukupi keperluan,
memberi rasa aman, sanggup mendamaikan perasaan. Lelaki yang menjadi pemipin
bagi wanita, adalah lelaki yang bisa mengendalikan emosinya sendiri, sehingga
bisa mengendalikan emosi istrinya, menenangkannya, dan memberikan rasa nyaman
kepadanya,. Dia bukan lelaki yang temperamental, tidak bisa mengendalikan emosi
diri sendiri, bahkan emosinya dikendalikan oleh istrinya, bukan seperti itu
lelaki sejati. Lelaki sejati adalah lelaki yang benar-benar bisa menjadi
pemimpin bagi istrinya.
Bukankah
Anda mau menjadi lelaki sejati? Atau kalau Anda seorang wanita, bukankah idaman
Anda adalah berdampingan dengan lelaki sejati?
Saya
adalah seorang lelaki dan saya mau menjadi lelaki sejati. Lelaki idaman wanita tepatnya. Haha. Makanya
pas waktu saya menemukan buku “Cara Memikat Wanita Idaman Anda” saya tertarik
membacanya. Buku itu berisi kiat-kiat menjadi pria idaman, berdasarkan
penelitian bertahun-tahun yang dilakukan oleh penulisnya. Mendengar ini, pasti
Anda tertarik ingin membacanya.
Setelah
saya membacanya, timbul hasrat ingin mencoba mempraktikkan buku itu kepada
gadis idaman saya. Tapi tidak bisa. Masalahnya, yang disarankan buku itu banyak
menyalahi norma agama. Buku itu menyarankan, jika menghadapi wanita yang kita
idam-idamkan, kita harus bisa mengendalikan emosi, harus percaya diri, harus
berani, berani menatap, berani menyentuh, bahkan, berani mengejek. Norma agama
saya melarang perbuatan itu. Pernah sekali waktu ingin mencobanya, namun belum
juga berhadapan, badan sudah panas dingin, tingkah menjadi tak karuan,
gemetaran, saya jadi HERI: Heboh Sendiri.
Saya
hanya bisa mempraktikkan itu kepada istri saya di rumah, dan hasilnya memang
luar biasa, dia menjadi semakin sayang. Ada baiknya juga sih, tapi tetap, yang
saya butuhkan lebih dari sekedar itu, bukan hanya menjadi lelaki idaman
istrinya, namun saya ingin menjadi lelaki yang benar-benar menjadi pemimpin
bagi istrinya. Menjadi lelaki yang, tidak hanya memberikan kenyamanan batin,
namun juga bisa memberikan kenyamanan lahir. Tegasnya: bisa memberi banyak
uang. Haha. (Kok saya tertawa. Apa lucunya ya?) saya membutuhkan kiat-kiat itu.
Dan
kiat itu saya temukan hanya dalam Al-Qur'an. Dalam sebuah ayat-Nya Alloh
berfirman:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum
wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka.......” (Annisa: 34).
Seperti
bisa kita baca dari ayat itu, sebab lelaki menjadi pemimpin bagi wanita, salah
satunya, karena lelaki menginfakkan hartanya. Artinya jika seorang lelaki ingin
menjadi lelaki sejati, lelaki yang benar-benar menjadi pemimpin, yang bisa
mengendalikan dirinya, yang bisa menjaga ketenteraman jiwanya, dan bisa
memberikan ketenteraman dan kedamaian kepada istri dan keluarganya, maka dia
harus menjadi lelaki yang pandai menginfakkan harta. Dia harus menjadi pemberi.
Percaya
atau tidak terserah Anda, tapi begitulah yang saya baca dalam Al-Qur'an.
Silahkan baca kembali terjemahan surat Al-Fajr yang saya tulis di bab 3, dan
perhatikanlah, kegelisahan manusia beserta keluhan-keluhannya banyak disebabkan
karena terlalu mencintai harta, tidak menggunakan hartanya untuk memuliakan
anak yatim, dan tidak menggunakan hartanya untuk memberi makan orang miskin.
Dan seterusnya, Alloh menyeru kepada jiwa-jiwa yang tenang...”Wahai jiwa-jiwa
yang tenang....”, maka tentunya, yang Alloh panggil sebagai jiwa yang tanang
ini bukan jiwa orang-orang yang tidak suka memberi, melainkan orang-orang yang
senang berinfak.
Al-Qur'an
adalah sebuah kebenaran. Petunjuk hidup. Tidak ada keraguan di dalamnya. Inilah
kebenaran. Inilah pegangan. Mau?
No comments:
Post a Comment