Wednesday 13 March 2013

MEMBERI, DAN TERUSLAH HANYA BERPIKIR MEMBERI



Memberilah, dan berpikirlah terus hanya untuk memberi. Ketika bertemu dengan seseorang, pikirkanlah, apa kira-kiranya yang dapat saya berikan kepada dia. Senyuman, bantuan, kata-kata yang baik, atau bahkan uang, tanyakanlah pada diri. Dan kalau tidak tahu, tanyakanlah kepada orang itu, apa yang bisa saya bantu?
Makanya baik sekali,ketika seseorang belajar bahasa Inggris, percakapan pertama yang dia hafalkan adalah, “What can I do for you?” atau “Do you need some help?”, apa yang bisa saya lakukan untukmu, apakah Anda membutuhkan bantuan?
Memberi dan memberilah, dan teruslah berpikir untuk memberi, sebab itulah yang Alloh perintahkan, kita diperintahkan untuk memberi, sedangkan masalah mendapatkan, tidak usah banyak dipikirkan. Tentang masalah mendapat, sudah ada yang akan memberi kepada kita: Alloh.
Tak usah dipikirkan dari mana kita akan mendapat, tapi pikirkanlah, ke mana kita akan memberi.
Alloh sudah menjamin rizki makhluq-Nya, bahkan semut, bahkan kuman yang jumlahnya milyaran sekalipun, rezki mereka Alloh cukupi. Jadi tak usah dirisaukan dari mana kita akan mendapat, tapi pikirkanlah, siapa yang akan kita beri. Cara hidup begini lebih mudah, lebih menyenangkan, dan lebih dekat kepada keridhaan Alloh, sebab hidup dengan cara ini, berarti hidup dengan penuh sedekah, dan siapapun sudah tahu, apa jaminan Alloh buat orang yang bersedekah, akan dilipatgandakan rezkinya.
Pernah seseorang, dalam kehidupannya yang serba kurang, dia berpikir, apa yang bisa dia berikan kepada orang lain. Dia mencari-cari ada apa barang berharga di rumahnya, dan kemudian, dia ingat dengan buku-bukunya. Bagi dia, buku-bukunya itu sangat berharga sekali, maka dia masukkan bukunya itu ke dalam kardus, dan dia berikan kepada seorang gurunya. Gurunya itu punya murid-murid yang senantiasa berkunjung ke rumahnya dan meminjam bukunya, dan orang ini ingin bukunya itu manfaat dibaca murid-murid si guru. Setelah itu, dia dan istrinya sempat menyesal, melihat, rumahnya, kini tak lagi dihiasi buku-buku, namun rasa sesalnya dia timbun, dan kembali mengikhlashkan buku yang telah dia berikan, dan hasinya luar biasa, dalam kisah hidup dia berikutnya, dia berkenalan dengan seorang dosen, yang di rumahnya banyak sekali buku, dan dia bebas meminjam dan membawa buku-buku itu ke rumahnya, dan tidak lama setelah itu, si dosen mendapatkan kiriman buku yang sangat banyak lagi dari Jakarta, yang akibatnya orang itu semakin leluasa dan semakin banyak buku yang bisa dipinjam dan dibacanya.

No comments:

Post a Comment