Thursday, 7 March 2013

MENIMBUN HARTA KEKAYAAN BUKAN GAYA HIDUPMU



Demi keamanan masa depan, banyak orang yang menabung.
Sebenarnya, kepada siapakah mereka menyandarkan rasa amannya? Apakah kepada hartanya?
Bukankah seharusnya kepada Alloh?
Saya ingin sampaikan kepada mereka yang melimpah hartanya:“Rasa bosan Anda dengan kemewahan yang selama ini Anda nikmati, cukuplah itu menjadi pertanda bahwa harta kekayaan Anda kenikmatannya hanya sementara, dan jika Anda ingin kenikmatan harta itu abadi, maka segeralah, segeralah, cepat, jangan tunda lagi, belanjakan di jalan Alloh, berikan kepada orang miskin, bangun rumah yang belum punya rumah, nikahkanlah orang-orang yang tidak mampu untuk menikah, bantu biaya pendidikan anak-anak miskin, beri makan mereka, dan angkat mereka kepada kehidupan yang layak. Dan kebahagiaanmenjadi milik anda semenjak Anda di dunia jika Anda melakukan itu dengan segera.”
Tolong dengarkan saya Teman! Menimbun dan mengumpulkan harta bukanlah gaya hidupmu. Orang-orang kaya sesungguhnya bukanlah mereka yang suka mengumpulkan hartanya. Orang kaya adalah orang yang suka mendistribusikan hartanya. Mereka yang merasakan kekayaan adalah orang yang berusaha sekuat tenaga agar hartanya berguna untuk kehidupan.
Kalau kita ingin mengikuti petunjuk Al-Qur'an, maka Al-Qur'an mencela orang-orang yang mengumpulkan harta dan menimbunnya.
“Celakalah pengumpat dan pencela, yaitu orang yang suka mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, mereka mengira sesungguhnya hartanya itu akan mengekalkannya.” (Al-Humazah: 1-3)
“...dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang Anda simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang Anda simpan itu." (Attaubah: 34-35).
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang Anda kerjakan.” (Ali Imran: 180)
“(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.” (Annisa: 37)
Sebaliknya Al-Qur'an menyuruh kita untuk bersegera menginfakkan harta, apapun keadaan kita sekarang, sedang sempit atau pun lapang.
“Dan bersegeralah Anda kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran: 133-134).

No comments:

Post a Comment