Demi keamanan masa
depan, banyak orang yang menabung.
Sebenarnya, kepada
siapakah mereka menyandarkan rasa amannya? Apakah kepada hartanya?
Bukankah
seharusnya kepada Alloh?
Saya ingin sampaikan
kepada mereka yang melimpah hartanya:“Rasa bosan Anda dengan kemewahan yang
selama ini Anda nikmati, cukuplah itu menjadi pertanda bahwa harta kekayaan
Anda kenikmatannya hanya sementara, dan jika Anda ingin kenikmatan harta itu
abadi, maka segeralah, segeralah, cepat, jangan tunda lagi, belanjakan di jalan
Alloh, berikan kepada orang miskin, bangun rumah yang belum punya rumah,
nikahkanlah orang-orang yang tidak mampu untuk menikah, bantu biaya pendidikan
anak-anak miskin, beri makan mereka, dan angkat mereka kepada kehidupan yang
layak. Dan kebahagiaanmenjadi milik anda semenjak Anda di dunia jika Anda
melakukan itu dengan segera.”
Tolong dengarkan
saya Teman! Menimbun dan mengumpulkan harta bukanlah gaya hidupmu. Orang-orang
kaya sesungguhnya bukanlah mereka yang suka mengumpulkan hartanya. Orang kaya
adalah orang yang suka mendistribusikan hartanya. Mereka yang merasakan
kekayaan adalah orang yang berusaha sekuat tenaga agar hartanya berguna untuk
kehidupan.
Kalau kita ingin
mengikuti petunjuk Al-Qur'an, maka Al-Qur'an mencela orang-orang yang
mengumpulkan harta dan menimbunnya.
“Celakalah
pengumpat dan pencela, yaitu orang yang suka mengumpulkan harta dan
menghitung-hitungnya, mereka mengira sesungguhnya hartanya itu akan
mengekalkannya.” (Al-Humazah: 1-3)
“...dan
orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa
yang pedih, Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan)
kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang Anda simpan untuk dirimu
sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang Anda simpan itu."
(Attaubah: 34-35).
“Sekali-kali
janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka
dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang Anda
kerjakan.” (Ali Imran: 180)
“(yaitu)
orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan
menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami
telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.” (Annisa: 37)
Sebaliknya
Al-Qur'an menyuruh kita untuk bersegera menginfakkan harta, apapun keadaan kita
sekarang, sedang sempit atau pun lapang.
“Dan
bersegeralah Anda kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,(yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran: 133-134).
No comments:
Post a Comment