Telah kita temukan jalan hidup kita: menjadi
seorang pemberi. Kita berusaha memberi kebaikan sebanyak-banyaknya kepada orang
lain sebanyak-banyaknya. Kita menjadi penyeru kemurahan, kebaikan, dan penyeru
perdamaian. Sementara orang lain oriantasi hidupnya memikirkan bagaimanakah
caranya mendapatkan, kita harus berpikir bagaimanakah caranya kita bisa
memberikan. Kita tidak usah pusing bagaimana akan mendapatkan, sebab Yang Maha
Pemberi sudah jelas: Alloh Yang Maha Kaya. Dia sudah berjanji, akan memberi
dengan berlipat ganda kepada orang yang memberi. Dan Dia tidak mungkin mengingkari
janji-Nya.
Menjalani hidup sebagai pemberi tidak usah
banyak mikir. Tiga hal saja yang harus kita pikirkan, yaitu: kebaikan apa yang
bisa kita berikan kepada orang lain, siapa orang yang tepat untuk saya beri,
dan bagaimana memurnikan hati supaya pemberian ini benar-benar karena ALLOH.
Dalam belajar pun kita punya teori yang
berbeda. Sementara orang terus berusaha mengumpulkan ilmu, mari kita lebih
banyak berpikir bagaimanakah memberikan ilmu. Dan supaya kita bisa memberi ilmu
lebih banyak, kita harus belajar lebih banyak, beramal lebih banyak, dan ingat
kepada ALLOH lebih banyak.
Harta tidak usah kita kumpulkan. Mengumpulkan
harta hanya akan melalaikan kita dari mempersiapkan akhirat. Dari radio
tetangga, saya mendengar pendakwah (alm) KH. Zainudin MZ membacakan surat
Attakatsur, “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.” Harta lebih baik kita
berikan. Tak usah takut miskin dan kekurangan, ada yang telah menjamin
kehidupan kita yaitu ALLOH. Dia tidak pernah lengah walau sesaat, selalu
memerhatikan dan mengurus kita sepanjang waktu.
MEMBERI. Biar hanya satu kata, tapi ini ilmu
yang sangat berharga. Tapi walau berharga, jangan pernah pelit membagikan ilmu
ini. Dakwahkanlah kepada orang lain tentang nikmatnya memberi. Dasarnya jelas,
firman Alloh:
”Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka selain orang memerintahkan bersedekah, atau berbuat
baik, atau mendamaikan diantara manusia. Dan barangsiapa yang melakukan itu
karena mencari ridha Alloh, maka Kami akan memberinya balasan yang besar.” (3:114)
Dasar lain tentang pentinganya mengajak orang
lain memberi adalah, karena Alloh pernah mengingatkan, bahwa salah satu sifat
orang yang mendustakan agama adalah orang yang tidak menganjurkan memberi makan
kepada orang miskin. dan alasan ketiga, adalah hidup manusia berfluktuasi, ada
kekurangan ada kelebihan, ada masanya kaya ada masanya miskin, dan salah satu
cara supaya tidak guncang dengan perubahan itu, atau supaya hidup senantiasa
stabil, maka harus menjadi penganjur sedekah memberi makan kepada orang miskin,
demikian yang kupahami dari surat Al-Fajr
Dengan mengajak orang lain cinta memberi,
kita menjadi penyeru kedamaian sejati. Cinta memberi bisa mewujudkan pedamaian
dunia. Kekacauan dan pertengkaran lebih banyak disebabkan karena manusia lebih
menginginkan diberi daripada memberi. Dia ingin diberi uang tidak ingin memberi
uang, ingin diberi penghargaan daripada memberi penghargaan.
No comments:
Post a Comment