Jika Anda ingin rizkimu mudah,
jangan gunakan uangmu untuk berbuat maksiat. Kesimpulan ini saya dapatkan
setelah saya merenungkan diri saya sendiri. Saya merasakan, kalau memberi
kepada orang itu pilih-pilih. Saya tidak mau memberi kepada orang, jika orang
itu suka merokok. Saya takut jika uang itu mereka belikan untuk rokok.
Sebenarnya, walaupun orang itu tidak merokok, saya pun khawatir uang itu dia
belikan pulsa, yang dengan pulsa itu dia sms-an dengan perempuan, atau dia
belikan vcd, yang di film-nya ada gambar-gambar maksiat.
Jika saya temukan seorang yang
shalih, yang tidak belanja melainkan untuk kebutuhan pokoknya, yang setiap
belanja, dia belanja hanya untuk ibadah, saya rela walaupun sebanyak mungkin uang
saya berikan kepadanya.
Alloh lebih tahu perbuatan saya,
maka ketika Dia tahu saya membelanjakan uang saya untuk hal yang tidak menentu,
misalnya malah saya belanjakan untuk mendurhakai-Nya, janggan sampai aku heran
jika kemudian rizkiku tersendat lagi. Dia Maha Mengetahui, dan tak seorangpun
bisa mencegah Dia membatasi rezeki saya.
“Sesungguhnya bagi kaum Saba ada
tanda(kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di
sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu
dari rezeki yang dianugerahkan Tuhanmu dan bersyukurlah Anda kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun”, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi
balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan
adzab(yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.
Tetapi mereka berpaling, maka kami datangkan kepada mereka banjir yang besar
dan kami ganti kedua kebun mereka dengan kebun yang ditumbuhi pohon-pohon yang
berbuah pahit.”(Saba:15-16)
Dulu saya berinfak, kemudian
Alloh mendatangkan rezeki yang banyak, fasilitas berupa kendaraan yang baik,
komputer yang baik, dan rumah tangga yang baik, dan uang yang banyak, namun
kemudian Alloh batasi lagi rezeki saya, padahal saya seorang berinfak dengan
rezeki saya, saya bertanya-tanya mengapa.
Lalu saya temukan ayat di atas,
dan barulah mengerti, tersendatnya nikmat ini, mungkin dikarenakan saya kurang
syukur. Sebagian rezeki melimpah yang Alloh berikan kepada saya itu tidak saya
gunakan untuk beribadah kepada-Nya, malah saya gunakan untuk maksiat. Misalnya
not buk ini. Barusan juga sebelum maghrib, aku baru saja memutar video tutorial
cara-cara mengedit foto dengan program photoshop. Video itu menampilkan
contoh-contoh cara mengedit foto, dan foto yang ditampilkan dalam contoh
pengeditan itu menggunakan foto model perempuan yang cantik-cantik, yang
sensual-sensual, yang seksi-seksi, yang terbuka kulit punggungnya, yang
mengundang birahi...wah ini kelewatan, padahal aku sedang shaum. Dari contoh
perbuatanku barusan saja aku sudah mengerti, mengapa nikmat yang dulu
berdatangan melimpah kini tersendat lagi, ya karena kesalahanku sendiri, tidak
menggunakan nikmat ini sesuai ridha Ilahi.
Ingat perbuatanku ini, aku jadi
takut, jika nikmat ini bukannya bertambah, malah yang adapun Alloh ambil, lalu
menggantinya dengan yang lebih buruk, sebagaimana kaum Saba, setelah negerinya
yang subur makmur, Andadian Alloh ganti kemakmuran itu dengan bencana, dan tumbuhannya
menjadi pahit karena kekafiran mereka. Ya Alloh, aku tidak mau ya Alloh...
No comments:
Post a Comment