Alasan berikutnya,
mengapa kebanyakan orang hidup miskin, adalah, karena, pikiran kebanyakan
mereka hanya ingin diberi tapi enggan memberi.
Kebanyakan orang,
hanya berpikir mendapatkan sebanyak-banyaknya, bukan memberi
sebanyak-banyaknya. Mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, mendapatkan pujian
sebanyak-banyaknya, mendapatkan penghargaan sebanyak-banyaknya, mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya, itulah yang mereka inginkan.
Seorang pemburu
berjalan lunglai di tengah hutan. Hatinya putus asa hari itu tidak mendapat
hasil. Sedang berjalan lunglai begitu, di sebuah lembah dia melihat seekor rusa
tengah terbaring. Sepertinya rusa itu sedang tidur. Gembira melihat ada rusa,
si pemburu segera mengarahkan senapannya. Namun belum juga pelatuk dia tarik,
dilihatnya seekor singa mendekati rusa. Dia kira singa itu akan memakan rusa,
namun ternyata singa malah memberikan makanan kepada rusa. Mungkin rusa itu
sedang sakit, dan singa kasihan dan memberi makanan kepadanya. Si pemburu
berpikir, betapa baiknya singa kepada si rusa, maka dia pun tidak tega menembak
rusa. Si pemburu pulang ke rumahnya tanpa membawa hasil apa pun. Keesokan
harinya si pemburu ke hutan lagi, dan melihat rusa masih di tempat yang sama.
Dia perhatikan lagi si rusa itu kembali didatangi singa, dan seperti kemarin
sekarang pun diberi makan. Keesokan harinya si pemburu ke hutan lagi dan
mendapati si rusa sudah tidak ada. Mungkin sudah sembuh, pikir si pemburu.
Kemudian dia berpikir, kalau Rusa saja yang hanya seekor binatang ada yang menghasihani,
maka apalagi dia manusia yang lebih mulia dari rusa. Maka pemburu itu
membaringkan diri di hutan itu, berharap ada rezeki yang datang kepadanya,
namun ditunggu sampai sore rezeki tak datang juga. Dia menunggu hingga malam,
namun hingga pagi rezeki tak datang juga, dia tunggu lagi mungkin siangnya dia
akan mendapatkan sekedar makanan seperti yang didapatkan rusa, namun perutnya
semakin kelaparan. Sedang payah merasakan kelaparan, lewatlah rusa yang
kemarin, dan rusa itu menyapa:”Hai manusia, sedang apa Anda di sini?”
“Aku sedang
menunggu pemberian seperti kemarin-kemarin Anda menerima pemberian.”
“Dasar manusia
bodoh” kata si rusa “Anda hanya ingin sepertiku yang mendapatkan kebaikan,
seharusnya Anda tertarik kepada singa yang memberi kebaikan.”
Penyebab mengapa
hidup kita menjadi susah, sebagian karena kita selalu ingin menjadi orang yang
menerima, bukan menjadi orang yang memberi. Dalam bukunya 7 Keajaiban Rezeki,
Ipho Santosa membuat sebuah fenomena unik. Ketika mendengar ada orang yang
sedekah dengan jumlah milyaran, orang yang bermental miskin berkata”Kapan saya
bisa mendapatkan sedekah sebanyak itu?”, akan tetapi orang bermental kaya akan
berkata:”Kapan saya bisa memberi sedekah sebanyak itu?”.
Hati yang
kebiasaannya selalu hanya ingin mendapatkan adalah hati yang miskin. Dan
kebanyakan orang malangnya seperti itu. Ketika dia memberi kepada orang lain,
inginnya sedikit, namun giliran sedang diberi, dia ingin mendapatkan banyak.
Ketika dia menjual untuk orang lain, dia berupaya mengurangi timbangan dan
takarannya, namun giliran dia belanja kepada orang lain, timbangan dan
takarannya ingin ditambah.
Kepada orang
seperti itu, Al-Qur'an punya panggilan khusus yaitu “Al-Mutahffifin.” Artinya
ORANG-ORANG YANG CURANG. Dan kepada orang seperti itu, Alloh mengancam akan
celaka.
“Kecelakaan
besarlah bagi orang yang curang. (yaitu) orang-orang yang
apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah
orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada
suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan
semesta alam?” (Al-Mutaffifin: 1-6).
* * *
Jika kita mencoba
mentafakuri alam semesta, sesungguhnya SEMESTA BERJALAN BERDASARKAN PRINSIP
MEMBERI. Matahari tidak mencari energi, matahari memberi energi. Gunung tidak
mencari air, gunung memberi air. Akan tetapi, sekalipun tidak berusaha
mendapatkan, matahari tetap mempunyai energi, dan gunung tetap mendapatkan air.
Gede Prama menulis: “Yang jelas, alam bisa demikian perkasa dan bertahan lama,
karena bergerak dalam siklus memberi, memberi dan memberi. Rumput hijau memberi
kesejukan. Matahari membawa energi. Air menghadirkan kehidupan. Adakah mereka
membutuhkan imbalan lebih?”
Prinsip itu
berlaku juga untuk kehidupan manusia. Kelangsungan hidup senantiasa terjaga,
rezeki selalu mengalir, selama manusia mau memberi. Ketika prinsipnya dibalik,
lebih suka diberi daripada memberi, terhambatlah aliran rezekinya.
Saat menulis buku,
yang saya pikirkan adalah mendapatkan uang banyak, ratusan juta rupiah. Uang
itu akan saya pakai untuk membeli kendaraan terbaru, supaya orang menghargai
saya dan tidak lagi memandang saya sebelah mata. Saya memikirkan bagaimana
pujian orang nanti terhadap buku saya, bahagia rasanya mendengar orang
mengatakan buku saya ini satu-satunya buku bagus cara tercepat menjadi kaya.
Padahal semua ingatan itu hanyalah racun pengganggu yang bisa menggagalkan
pekerjaan saya. Yang saya pikirkan hanyalah uang dan penghargaan, maka hati
saya kehilangan keikhlasan, padahal tulisan yang baik, indah, enak dibaca dan
mudah diterima adalah tulisan yang mengalir dari hati yang ikhlash. Akhirnya,
buku saya tak pernah jadi, tak pernah ada penerbit mau menerima, terlebih lagi
ada orang yang mau membaca.
Orang yang hanya
ingin diberi, ingin didengarkan, yang hanya ingin diperhatikan, yang hanya
ingin dipuji, yang hanya ingin dihargai, yang hanya ingin mendapatkan, dialah
yang akan merasakan kesulitan rezeki. Orang akan risih kehadirannya, kedatangan
dia selalu membuat orang curiga, jarang orang merasa nyaman di dekatnya, enggan
rasanya berbuat baik kepadanya. Dan itulah yang terjadi pada kebanyakan orang.
1.Nama: Arya
ReplyDelete2. Nama terakhir : Kusuma
3. Alamat : jln. gunung batu bogor rt05/r03 n0 199
4. Negara : indonesia
5. Status : singel
6. Nomor HP : 085925118360
7. Pekerjaan: Marketing executive dan ada bisnis kecilan
8. Jumlah Dibutuhkan sebagai Pinjaman: 150jt
9. Durasi pinjaman: 3thn
10. Tujuan pinjaman: buat membayar utang dan buat modal usaha
bukan dana hibah, jaminan dan kta syaratrnya tanpa slip gaji.
no rek bri saya : 0804-01-037801-53-8 a/n arya kusuma