Thursday 7 March 2013

MEREKA SALING MENASIHATI UNTUK PELIT



Lebih parahnya lagi, mereka pun saling menasihati untuk pelit. Maka semakin banyak orang yang pelit, padahal, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, pelit itu sumber kemiskinan dan kesulitan.
Saya telah mencoba membicarakan sedekah kepada banyak orang. Semua mereka percaya sedekah itu sebuah kebaikan, tetapi tak semua yakin sedekah itu jalan menuju kekayaan. Hanya mereka yang telah mengalaminya saja yang percaya. Kebanyakan orang yang saya ajak bicara mengatakan, sedekah karena menginginkan kekayaan itu keliru. Tidak sepantasnya sedekah karena menginginkan balasan duniawi. Lebih jelasnya, barangkali mereka ingin mengatakan, daripada sedekah karena menginginkan kekayaan lebih baik tidak sedekah. Mereka lebih senang mendahulukan kepentingan dirinya, yang lebih senang membelanjakan uangnya untuk kemewahan dirinya, mengatakan sedekah untuk menggapai kekayaan itu kekeliruan.
Kata mereka, sedekah untuk mencapai kekayaan itu tidak masuk akal, yang masuk akal sajalah, jadikan uang itu modal bisnis, berusahalah dengan berdagang, atau belikan tanah kemudian bertani. Jangan disedekahkan, nanti harta Anda habis baru menyesal Anda.
Dalam Al-Qur'an, orang yang saling menasihati untuk pelit tergolong orang munafiq.
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (Attaubah: 97).
Seperti disebutkan dalam ayat di atas, orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir adalah orang yang melupakan Alloh, yang tidak percaya Alloh pemberi rizki, yang tidak yakin Alloh akan memberikan balasan kepadanya—mereka akan dilupakan oleh Alloh.
Ya, mereka akan dilupakan Alloh, dan apakah yang lebih menyedihkan daripada dilupakan oleh Alloh. Sesungguhnya Alloh itu Maha Maha Kaya lagi Maha Pemberi, namun karena kebanyakan manusia kikir dan saling menasihati untuk berbuat kikir, Alloh pun mengabaikan mereka dan tidak memberikan kekayaan-Nya kepada mereka.
Dalam ringkasan Shahih Bukari, lebih jelas lagi diterangkan sifat orang-orang munafik yang senang menghalangi orang-orang untuk sedekah ini. Abu Mas'ud r.a. berkata, "Ketika turun ayat yang berisi perintah sedekah, maka kami  membawakan barang-barang orang lain agar mendapat upahnya. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang bersedekah dengan memberikan pemberian yang banyak sekali. Lalu, orang-orang munafik mengatakan, 'Orang itu sebenarnya hanya berbuat riya.' Datang pula lelaki lain yang bersedekah dengan memberikan satu sha'. Lalu, orang-orang munafik itu mengatakan, 'Sesungguhnya Allah benar-benar tidak memerlukan satu sha ini.' Kemudian turunlah ayat 80 surah at Taubah, 'Orang-orang munafik yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekadar kesanggupannya.'

Sifat munafik inilah yang menyebabkan kebanyakan orang menjadi susah. Mereka berbuat kemunkaran dan menyuruh orang lain berbuat munkar. Mereka berhati kikir, dan mengajak orang lain untuk kikir. Mereka sebarkan kepada masyarakat kecintaan terhadap harta, mereka ajak orang lain supaya pelit, supaya takut miskin, supaya tidak memberi, dan mengajak orang lain supaya membelanjakan harta untuk kemewahan, untuk permainan, melupakan orang dari bersedekah.     

“(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.” (Annisa: 37).

No comments:

Post a Comment