Thursday 7 March 2013

MEMBUKA MATAMU PADA KEUNTUNGAN MELIMPAH



                Memberi akan membuka mata untuk melihat keuntungan lebih banyak.
Sore itu kejengkelan menyerang saya. Saya sedang panik kehilangan kunci motor. Saya sangat membutuhkan kunci itu untuk membuka bahasinya. Ingin mengambil moush dari dalamnya. Ingin memperlihatkannya kepada si Maya, adik saya yang kini sedang duduk ngetik di notebook saya. Notebook itu belum ada moushnya, jadi agak-agak susah mainnya. Kalau saya beri moush pasti si Maya gembira, bisa bermain lebih mudah. Saya ingin dia pandai komputer.
Tapi moush itu ada di dalam bahasi motor, dan kuncinya tidak ada. Saya mondar-mandir di dalam rumah, ke kamar, ke tengah rumah, ke WC, ke rumah lagi. Emak menanyakan saya sedang mencari apa,  saya jawab dengan nada jengkel, saya sedang mencari jas. Dan tampak jas itu ada di kamar. Saya ambil dan saya raba sakunya, tapi tak ada kunci di sana. Penasaran saya rongoh, dan ternyata memang tidak ada. Saya menuju tas, kuobrak-abrik isinya, dan nihil, tidak ada! Di mana atuh kunci teh. Saya sampai pusing, dan karena pusing,  saya mencoba menghiubur diri dengan membuka dompet, ada satu uang merah di sana, lalu merongoh saku jas, dan saya temukan lagi beberapa lembar uang, menyatukannya di dompet. Dan ketika melihat uang itu saya langsung teringat sedekah. Saya mengingat tekad saya sendiri untuk menjadi manusia yang cinta memberi. Maka saya cari selembar uang untuk saya berikan kepada si maya, dan saya temukan selembar uang seribu. Uang itulah yang saya berikan pada si Maya.
Ya, payah banget memang. Katanya mau jadi ahli sedekah. Ahli sedekah kok memberi seribu.
Namun ajaib, walaupun seribu, keajaiban segera datang. Setelah memberi si maya, panik saya seakan-akan hilang. Kompor saya matikan, dan perasaan bahagia menyebar ke seluruh badan. Dan lebih dari itu, masya Alloh, kunci motor yang sejak tadi saya cari, ternyata BRAYYY saya lihat ada di atas dompet lep top.
“Ah, itu dia kuncinya! Dasar! Mungkin memang harus memberi si Maya dulu, baru kunci itu kudapat.”
“Oh, jadi Aang mencari kunci? Dari tadi juga memang ada di sana.” Kata si Maya.
Kejadian ini Anda pandang kecil tidak ada artinya, seandainya Anda tidak tahu ada yang menciptakannya. Akan tetapi segala gerak benda di muka bumi ini terjadi atas ijin ALLOH, di bawah pengawasan-Nya. Dan karenanya, pengalaman ini saya jadikan hikmah berharga, bahwa hadir dan hilangnya benda di mata saya, terjadi dengan izin ALLOH.
Di sekeliling kita, sebenarnya rezeki melimpah ruah, hanya kitalah yang tertutup untuk melihatnya. Ada lebih dari cukup kekayaan untuk mencukupi kehidupan seluruh ummat manusia di dunia, namun karena tidak terbuka, seakan semuanya sama sekali tidak ada.
                Mata kita melihat segala sesuatu di sekeliling kita, karena ALLOH memperlihatkannya kepada kita. jika ALLOH berkehendak hanya bisa melihat sedikit, maka yang bisa kita lihat hanya sedikit, sebaliknya jika ALLOH ingin mata kita melihat banyak, maka akan banyak yang bisa kita lihat. Segala sesuatu hadir atau hilang dari pandangan kita sesuai kehendak ALLOH.
Belajar dari pengalaman kecil tadi, ditemukannya kunci setelah saya memberi, saya mempunyai sebuah kesimpulan, bahwa dengan memberi, mata kita akan terbuka untuk melihat keuntungan yang lebih banyak, peluang rezeki yang lebih banyak, dan potensi yang lebih banyak.
Jika ALLOH telah membukakan, maka pastilah mata terbelalak keheranan, betapa kekayaan di semesta ini tak pernah terlampauai pandangan. Seorang tua dari Korea, yang telah dimudahkan mencari rezeki berkata dengan penuh percaya diri dalam bukunya: “Setiap Jalan Bertabur Emas.”

No comments:

Post a Comment