Memberi
akan membuka mata untuk melihat keuntungan lebih banyak.
Sore itu kejengkelan
menyerang saya. Saya sedang panik kehilangan kunci motor. Saya sangat
membutuhkan kunci itu untuk membuka bahasinya. Ingin mengambil moush dari dalamnya.
Ingin memperlihatkannya kepada si Maya, adik saya yang kini sedang duduk ngetik
di notebook saya. Notebook itu belum ada moushnya, jadi agak-agak susah
mainnya. Kalau saya beri moush pasti si Maya gembira, bisa bermain lebih mudah.
Saya ingin dia pandai komputer.
Tapi moush itu ada di dalam bahasi
motor, dan kuncinya tidak ada. Saya mondar-mandir di dalam rumah, ke kamar, ke
tengah rumah, ke WC, ke rumah lagi. Emak menanyakan saya sedang mencari apa, saya jawab dengan nada jengkel, saya sedang
mencari jas. Dan tampak jas itu ada di kamar. Saya ambil dan saya raba sakunya,
tapi tak ada kunci di sana. Penasaran saya rongoh, dan ternyata memang tidak
ada. Saya menuju tas, kuobrak-abrik isinya, dan nihil, tidak ada! Di mana atuh kunci teh. Saya sampai pusing, dan karena pusing, saya mencoba menghiubur diri dengan membuka
dompet, ada satu uang merah di sana, lalu merongoh saku jas, dan saya temukan
lagi beberapa lembar uang, menyatukannya di dompet. Dan ketika melihat uang itu
saya langsung teringat sedekah. Saya mengingat tekad saya sendiri untuk menjadi
manusia yang cinta memberi. Maka saya cari selembar uang untuk saya berikan
kepada si maya, dan saya temukan selembar uang seribu. Uang itulah yang saya berikan
pada si Maya.
Ya, payah banget memang. Katanya mau
jadi ahli sedekah. Ahli sedekah kok memberi seribu.
Namun ajaib, walaupun seribu, keajaiban segera datang. Setelah
memberi si maya, panik saya seakan-akan hilang. Kompor saya matikan, dan
perasaan bahagia menyebar ke seluruh badan. Dan lebih dari itu, masya Alloh,
kunci motor yang sejak tadi saya cari, ternyata BRAYYY saya lihat ada di atas
dompet lep top.
“Ah, itu dia kuncinya! Dasar! Mungkin
memang harus memberi si Maya dulu, baru kunci itu kudapat.”
“Oh, jadi Aang mencari kunci? Dari
tadi juga memang ada di sana.” Kata si Maya.
Kejadian ini Anda pandang kecil tidak
ada artinya, seandainya Anda tidak tahu ada yang menciptakannya. Akan tetapi
segala gerak benda di muka bumi ini terjadi atas ijin ALLOH, di bawah
pengawasan-Nya. Dan karenanya, pengalaman ini saya jadikan hikmah berharga,
bahwa hadir dan hilangnya benda di mata saya, terjadi dengan izin ALLOH.
Di sekeliling kita, sebenarnya rezeki
melimpah ruah, hanya kitalah yang tertutup untuk melihatnya. Ada lebih dari
cukup kekayaan untuk mencukupi kehidupan seluruh ummat manusia di dunia, namun karena
tidak terbuka, seakan semuanya sama sekali tidak ada.
Mata
kita melihat segala sesuatu di sekeliling kita, karena ALLOH memperlihatkannya
kepada kita. jika ALLOH berkehendak hanya bisa melihat sedikit, maka yang bisa
kita lihat hanya sedikit, sebaliknya jika ALLOH ingin mata kita melihat banyak,
maka akan banyak yang bisa kita lihat. Segala sesuatu hadir atau hilang dari
pandangan kita sesuai kehendak ALLOH.
Belajar dari
pengalaman kecil tadi, ditemukannya kunci setelah saya memberi, saya mempunyai
sebuah kesimpulan, bahwa dengan memberi, mata kita akan terbuka untuk melihat
keuntungan yang lebih banyak, peluang rezeki yang lebih banyak, dan potensi
yang lebih banyak.
Jika ALLOH telah
membukakan, maka pastilah mata terbelalak keheranan, betapa kekayaan di semesta
ini tak pernah terlampauai pandangan. Seorang tua dari Korea, yang telah
dimudahkan mencari rezeki berkata dengan penuh percaya diri dalam bukunya: “Setiap
Jalan Bertabur Emas.”
No comments:
Post a Comment