Thursday 7 March 2013

UNTUK DIRI KITA SENDIRI, LEBIH BAIK HEMATLAH




Untuk diri kita sendiri, hendaklah hematlah. Baju yang biasa dipakai ke mesjid, pakailah ke mesjid. Pakaian yang biasa dipakai belajar, pakailah belajar. Sediakan pakaian khusus untuk bekerja, sediakan pakaian khusus untuk tidur. Jangan sampai pakaian untuk ke mesjid Anda pakai untuk tidur, itu bisa cepat rusak, bisa menyebabkannya cepat robek. Berhematlah!
Jika baju itu berkancing, bukalah semua kancingnya jika hendak ditanggalkan, supaya ketika memakai nanti, jangan sampai kita memakainya dalam keadaan terkancing. Memakai pakaian dalam keadaan dikancingkan, seringkali menyebabkan baju robek dan kancingnya tanggal. Bukalah dulu kancingnya, sabarlah, perlahanlah, jangan tergesa-gesa sebab tergesa itu dari syetan.
“Attaanni minallohi wal ajalatu minasy syaithan” perlahan-lahan itu dari Alloh, dan tergesa-gesa itu dari syaithan...
Menjemur pakaian pun jangan lupa dibalikkan dulu, supaya tidak cepat pudar warnanya, dan pakaian tidak cepat usang. Makanya, sebaiknya menyukai pakaian putih, supaya warnanya tidak pudar. Kalau Anda menggosok gigi, tidak usah mengeluarkan pasta gigi hingga penuh sepanjang sikat, tidak usah meniru iklan, sedikit saja sudah cukup untuk membersihkan gigimu.
Hematlah uang kita, kumpulkanlah dan simpan!
Bukan di dompet, bukan pula di celengan, namun di jalan Alloh, disedekahkan kepada anak yatim, kepada orang miskin, kepada penuntut ilmu yang kekurangan biaya, itulah tempat teraman menyimpan uang. Menyimpan uang sepuluh juta di ATM, belum tentu aman, bisa saja catatannya tiba-tiba berubah dan berkurang, bagaimana kita bisa mengembalikannya? Yang tahu seluk-beluk bank mungkin gampang, namun aku yang awam, tidak tahu menahu masalah itu, mungkin hanya bisa pasrah.
Hematlah keuangan kita, untuk kita simpan di jalan Alloh. Untuk diri kita sendiri, lebih baik sederhanalah!
Di New Englan, negara bagian Amerika Serikat, 32 kilometer dari boston, terdapat sebuah desa bernama Concord. Desa itu kecil dan indah, dikelilingi hutan, dan menjadi tempat menyepi bagi para seniman. Di sana, para seniman itu melakukan renungan spiritual, dan mempraktikkan gaya hidup sederhana. Ralph Waldo Emerson, sastrawan yang terkenal dengan ajaran “percaya diri”nya, punya kebun sayur bersama sastrawan lain, Henry David Thoreau.
Orang yang kenal dengan kehidupan dunia ini akan tahu, kesederhanaan adalah cara hidup paling baik, paling nyaman, dan paling membahagiakan. Semakin banyak menambah barang-barang yang tidak penting, hidup semakin repot, semakin banyak masalah, semakin banyak pikiran. Dia tahu, mengumpulkan uang bukanlah cara terbaik mencari kebahagiaan. Kalau pun dia mengumpulkan uang, dia tidak akan mengumpulkan untuk dirinya, melainkan, uang itu akan dia berikan kepada orang lain, siapa yang membutuhkannya.
Sebenarnya, orang-orang yang selalu mengumpulkan harta untuk dirinya, hidupnya akan kesepian. Kepada orang lain nalurinya curiga terus, melihat orang mendekat selalu hatinya berkata, wah ini orang mendekat pasti ada maunya.  Akan tetapi, orang yang punya prinsip hidup untuk berbagi, keberadaan orang lain akan dirasakannya kehangatan, orang lain adalah tempatnya berbagi, dia bahagia dengan keberadaan orang lain, sebab dengan adanya mereka dia bisa memberi, dengan adanya orang lain dia punya tempat berbuat baik, dengan adanya orang lain dia mendapatkan ganjaran, dengan adanya orang lain hartanya lebih manfaat, dengan adanya orang lain tubuhnya akan lebih kebal terhadap penyakit. Sebuah penelitian mengatakan, orang yang suka bersosialisasi dan akrab dengan orang lain, umurnya lebih panjang dan badannya lebih sehat.

No comments:

Post a Comment