Untuk
diri kita sendiri, hendaklah hematlah. Baju yang biasa dipakai ke mesjid,
pakailah ke mesjid. Pakaian yang biasa dipakai belajar, pakailah belajar.
Sediakan pakaian khusus untuk bekerja, sediakan pakaian khusus untuk tidur.
Jangan sampai pakaian untuk ke mesjid Anda pakai untuk tidur, itu bisa cepat
rusak, bisa menyebabkannya cepat robek. Berhematlah!
Jika
baju itu berkancing, bukalah semua kancingnya jika hendak ditanggalkan, supaya
ketika memakai nanti, jangan sampai kita memakainya dalam keadaan terkancing.
Memakai pakaian dalam keadaan dikancingkan, seringkali menyebabkan baju robek
dan kancingnya tanggal. Bukalah dulu kancingnya, sabarlah, perlahanlah, jangan
tergesa-gesa sebab tergesa itu dari syetan.
“Attaanni
minallohi wal ajalatu minasy syaithan” perlahan-lahan itu dari Alloh, dan
tergesa-gesa itu dari syaithan...
Menjemur
pakaian pun jangan lupa dibalikkan dulu, supaya tidak cepat pudar warnanya, dan
pakaian tidak cepat usang. Makanya, sebaiknya menyukai pakaian putih, supaya
warnanya tidak pudar. Kalau Anda menggosok gigi, tidak usah mengeluarkan pasta
gigi hingga penuh sepanjang sikat, tidak usah meniru iklan, sedikit saja sudah
cukup untuk membersihkan gigimu.
Hematlah
uang kita, kumpulkanlah dan simpan!
Bukan
di dompet, bukan pula di celengan, namun di jalan Alloh, disedekahkan kepada
anak yatim, kepada orang miskin, kepada penuntut ilmu yang kekurangan biaya,
itulah tempat teraman menyimpan uang. Menyimpan uang sepuluh juta di ATM, belum
tentu aman, bisa saja catatannya tiba-tiba berubah dan berkurang, bagaimana
kita bisa mengembalikannya? Yang tahu seluk-beluk bank mungkin gampang, namun
aku yang awam, tidak tahu menahu masalah itu, mungkin hanya bisa pasrah.
Hematlah
keuangan kita, untuk kita simpan di jalan Alloh. Untuk diri kita sendiri, lebih
baik sederhanalah!
Di New Englan,
negara bagian Amerika Serikat, 32 kilometer dari boston, terdapat sebuah desa
bernama Concord. Desa itu kecil dan indah, dikelilingi hutan, dan menjadi
tempat menyepi bagi para seniman. Di sana, para seniman itu melakukan renungan
spiritual, dan mempraktikkan gaya hidup sederhana. Ralph Waldo Emerson,
sastrawan yang terkenal dengan ajaran “percaya diri”nya, punya kebun sayur
bersama sastrawan lain, Henry David Thoreau.
Orang yang kenal
dengan kehidupan dunia ini akan tahu, kesederhanaan adalah cara hidup paling
baik, paling nyaman, dan paling membahagiakan. Semakin banyak menambah
barang-barang yang tidak penting, hidup semakin repot, semakin banyak masalah,
semakin banyak pikiran. Dia tahu, mengumpulkan uang bukanlah cara terbaik mencari
kebahagiaan. Kalau pun dia mengumpulkan uang, dia tidak akan mengumpulkan untuk
dirinya, melainkan, uang itu akan dia berikan kepada orang lain, siapa yang
membutuhkannya.
Sebenarnya,
orang-orang yang selalu mengumpulkan harta untuk dirinya, hidupnya akan
kesepian. Kepada orang lain nalurinya curiga terus, melihat orang mendekat
selalu hatinya berkata, wah ini orang mendekat pasti ada maunya. Akan tetapi, orang yang punya prinsip hidup
untuk berbagi, keberadaan orang lain akan dirasakannya kehangatan, orang lain
adalah tempatnya berbagi, dia bahagia dengan keberadaan orang lain, sebab
dengan adanya mereka dia bisa memberi, dengan adanya orang lain dia punya
tempat berbuat baik, dengan adanya orang lain dia mendapatkan ganjaran, dengan
adanya orang lain hartanya lebih manfaat, dengan adanya orang lain tubuhnya
akan lebih kebal terhadap penyakit. Sebuah penelitian mengatakan, orang yang
suka bersosialisasi dan akrab dengan orang lain, umurnya lebih panjang dan
badannya lebih sehat.
No comments:
Post a Comment