Thursday, 14 March 2013

ISYARAT SURAT AL-BALAD TENTANG NEGERI IMPIAN



Perhatikanlah negeri ini. Negeri di mana kita berada, lihatlah perhatikanlah demikian kayanya. Dan ini semua milik Alloh, yang jika Dia berkehendak, Dia Maha Kuasa memberikannya kepada kita. Mengapa sampai Anda pusing mencari rezki, mengapa Anda merasa kekurangan, mengapa sampai-sampai Anda menjalankan usaha haram, apa tidak ada lagi yang halal?
Perhatikanlah semua yang beranak dan yang diperanakkan. Pepohonan melahirkan bebijian yang kemudian nantinya tumbuh lagi mengeluarkan bebeijian yang jumlahnya milyaran. Juga binatang–binatang kecil yang melahirkan anaknya hingga milyaran, itu semua Alloh yang memperbuatnya. Mengapa dia akan susah memberikan kita harta melimpah.
Juga perhatikanlah manusia tercipta dari susunan yang rumit, tetapi bagi Alloh tidaklah rumit dan Dia telah menciptakannya dan menghidupkannya di dunia dan mengurusnya setiap saat.
Kepada orang yang merasa dirinya miskin, yang selalu merasa kekurangan harta, hingga sampai-sampai begitu pelit memberi, hendaklah dia bertanya kepada dirinya, apakah dia mengira tidak ada yang berkuasa atas dirinya. Apakah dia mengira semua rizki yang dia nikmati kini hasil usahanya. Mengapa dia ragu berinfak, menolong orang lain, apakah dia mengira rizkinya itu ada karena kekuatan dirinya. Apa dia  tidak tahu semua yang dia dapatkan dan dia miliki sekarang itu sesungguhnya dari Alloh.
Orang yang telah berinfak dengan uang beberapa rupiah saja berkata, aku telah mengeluarkan uang yang banyak.
Lha sedikit saja dianggap banyak, apa dia tidak tahu Dzat Yang Maha Kaya itu melihat, apa dia tidak malu?
Seharusnya dia jangan merasa miskin. Seharusnya dia sadar, bahwa Alloh telah menjadikan untuknya dua mata, yang dengan mata itu dia bisa melihat segala kekayaan Alloh, di semesta, di dirinya, yang dengan mata itu dia bisa membaca, menulis, dan belajar sebanyak-banyaknya, meraih ilmu sebanyak-banyaknya lalu dengan ilmunya meraih sebanyak-banyaknya rezki.
Seharusnya dia sadar Alloh telah memberikan untuknya lidah dua bibir, yang dengan keduanya, dia bisa mengajarkan orang lain bagaimana meraih kekayaan, yaitu dengan berinfak, dengan lidah dan dua bibir itu dia bisa mengajarkan orng lain ilmu-ilmu.
Dan Alloh telah memberikan untuknya dua jalan.
Dalam terjemahan Al-Qur’an, dua jalan ini adalah jalan kebajikan dan kejahatan, aku tak tahu, Alloh Maha Tahu maksud yang sebenarnya.
Maka tidakkan sebaiknya (dengan hartanya itu) dia menempuh jalan mendaki lagi sukar?
Tahukah Anda apakah jalan mendaki lagi sukar itu?
Yaitu melepaskan budak dari perbudakan.
Ketika membaca surat Al-Balad ini, dan sampai pada ayat ini, saya merenung, apa yang bisa kulakukan untuk memerdekakan hamba sahaya, sedangkan hamba sahaya di negeriku tidak ada, hingga aku teringat, ternyata jika ditelusuri, banyak sekali hamba sahaya itu. Antara lain orang yang terjerat kerja di tempat-tempat haram, dan dia tidak rela dirinya kerja di sana. Mereka sebenarnya tengah diperhamba dalam keterpaksaan. Seharusnyalah mereka kupikirkan, bagaimana caraya supaya mereka keluar dari sana dan kuberikan pekerjaan yang halal yang menyenangkan bagi mereka.
Alangkah sulitnya itu. Pantas jika Alloh menyatakan itu sebagai jalan mendaki lagi sukar. Namun ada lagi pilihan berikutnya, yaitu memberi makan pada hari kelaparan. Tapi kapan hari kelaparan itu terjadu. Kukira esensinya adalah memberi makan orang yang lapar, kapanpun itu terjadi.
Dan ada lagi, memberi anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir.
Aku harus melakukan itu dan aku harus sanggup melakukannya, dan jika aku sanggup melakukannya, minimal melakukan salah satunya, maka aku akan mendapatkan sebuah keistimewaan seperti yang disebutkan Al-Qur’an :”Kemudian jadilah ia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan berpesan untuk berkasih sayang.”
Nanti, jika aku telah menjadi seorang yang dermawan, membelanjakan harta untuk orang-orang di atas, misalnya anak yatim dan orang-orang yang sangat faqir, maka aku akan menjelma menjadi orang seorang pembicara hebat yang menyeru kepada orang lain supaya sabar, supaya bertahan, supaya selalu berpikir baik, supaya orang lain bersemangat, supaya orang lain terus berjuang, supaya orang lain tidak cengeng, merangsek terus menggapai cita-citanya, tidak pedulikan penderitaan duniawi, menabrak segala rintangan, dan aku akan menjadi pembicara yang menyerukan kasih sayang, perdamaian, cinta dan persaudaraan.
Begitu gampangnya tangga untuk mencapai ke sana, hanya dengan memberi kepada orang-orang yang kekurangan, kepada anak yatim dan orang-orang miskin.
Mereka itulah golongan kanan. Golongan orang yang yakin kepada Alloh, orang-orang yang tidak ragu menggapai kebaikan, walau pun di luar nalar, orang-orang yang sangat yakin kepada Alloh.
Akan tetapi orang yang kafir kepada ayat-ayat Alloh, tidak percaya bahwa dengan berinfak akan menggapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat, mereka adalah golongan kiri, yang jika berbuat baik, selalu banyak mikir, banyak pertimbangan hingga akhirnya gagal dan tidak melakukannya.
Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat, kehidupannya selalu panas, gelisah, takut, tersiksa, dan terus-menerus terkurung dalam kehidupan seperti itu.
Mau pilih mana terserah kita. sebagai orang berakal, tentunya kita memilih kehidupan terbaik.


No comments:

Post a Comment